Tentulah satpam di pusat-pusat hiburan malam di Jakarta dan Palembang tidak akan bisa berkata seperti yang dilakukan satpam di pusat-pusat hiburan malam di Filipina. Itu artinya ada risiko penyebaran IMS dan HIV/AIDS bisa juga dua-duanya sekaligus baik dari pendatang ke cewek penghibur di Jakarta dan Palembang atau sebaliknya. Begitu juga penyebaran HIV/AIDS melalui PSK dari beberapa negara peserta Asian Games 2018 ke warga lokal melalui hubungan seksual tanpa kondom.
Dalam sebuah liputan terkait dengan epidemi HIV/AIDS seusai KTT APEC 1994 di Bogor, untuk Tabloid "Mutiara", seorang 'cewek penghibur' mengaku menyesal melademi tamu seorang wartawan Vietnam karena dia tertular 'penyakit kelamin' yang sulit disembuhkan. "Uangnya, sih, besar tapi biaya pengobatan penyakit yang saya derita pun membutuhkan uang yang banyak," kata cewek itu dengan nada penyesalan.
Asian Games 2018 ini sendiri bagaikan 'jebakan betmen' untuk pemerintahan Jokowi-JK karena 'diwariskan' oleh pendahulunya tanpa 'cetak biru' (Baca juga: Jangan-jangan Asian Games 2018 adalah "Jebakan Batman"?). Artinya, selain program penyediakan sarana dan prasarana perlu juga kajian aspek-aspek terkait dengan masalah sosial, seperti penyebaran penyakit.
Tidak ada informasi terkait dengan risiko penyebaran penyakit, terutama IMS dan HIV/AIDS, sehubungan dengan pesta olahraga Asia ini. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H