Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kematian Pengidap HIV/AIDS di Situbondo Tidak Dikaitkan dengan Epidemi HIV/AIDS

19 Agustus 2018   07:43 Diperbarui: 19 Agustus 2018   08:30 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan pernyataan Abu Bakar Abdi: "La jika diketahui ada obat dari kita, tapi untuk sembuh masih 50:50. Ya paling dengan pemberian obat obatan itu, dari Aids kembali ke HIV."

Pernyataan ini menyesatkan karena: (a) HIV tidak bisa dimatikan di dalam tubuh manusia, (b) AIDS bukan penyakit sehingga tidak ada obatnya, dan (c) pengidap HIV/AIDS yang meminum obat antiretroviral (ARV) bukan kembali ke kondisi HIV tapi obat ARV menghambat laju replikasi HIV di darah sehingga sistem kekebalan tubuh tetap terjaga.

Di bagian lain Abu Bakar Abdi mengatakan: "Kita menerapkan operasi senyap dan tidak fulgar. Namun jika ditemukan yang terindikasi kita akan melakukan perhatian khusus."

Ini juga menjadi kontra produktif dalam penanggulangan HIV/AIDS karena terkesan ada program intelijen atau reserse dalam mencari kasus HIV/AIDS. Mendeteksi warga yang mengidap HIV/AIDS tidak perlu dengan cara-cara yang busuk, seperti intel-intelan, tapi lakukanlah dengan regulasi dengan pijakan aspek hukum.

Misalnya, membuat regulasi, seperti peraturan bupati/walikota atau peraturan daerah, yang mewajibkan suami ibu hamil menjalani konseling tes HIV. Pasangan yang dijaring adalah yang memeriksakan kehamilan di sarana kesehatan pemerintah. Ini perlu agar tidak terjerat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) karena ada opsi (pilihan). Bagi yang tidak mau konseling tes HIV jangan periksa kehamilan di sarana kesehatan pemerintah.

Tanpa program yang konkret di hulu, al. menurukan infeksi HIV baru pada laki-laki melalui hubungan seksual dengan PSK, maka penyebaran HIV di Situbondo akan terus terjadi bagaikan 'bom waktu' yang kelak berakhir dengan 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun