Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri beberapa jam setelah gempa sudah mencabut peringatan tsunami sehingga tidak ad yang perlu dikhawatirkan di tiga pulau gili itu. Langkah yang arif adalah menangkan warga dan Wisman tetap di pulau dengan menyiapkan armada jika ada peringatan dari BMKG tentang gempa yang berpotensi tsunami.
Apalagi bertolak dari fakta pengalaman seorang Wisman asal Inggris di salah satu pulau gili yang mengatakan tidak ada informasi resmi yang sampai kepada warga dan Wisman. Kalua di tiga pulau gili itu ada sensor sebagai peringatan dini tsunami tentulah warga dan Wisman paham apa yang (akan) terjadi.
Pulau-pulau kecil, yang disebut-sebut sebagai 'surga' oleh wisatawan, tidak hanya di utara Pulau Lombok. Nun di Papua, Papua Barat, NTB, NTT, Bali, Aceh, Sumbar, Sumut, dll. banyak pulau kecil  yang dijadikan permukiman dan tempat wisata.
Jika langkah yang dipilih adalah mengevakuasi warga dan wisatawan setiap kali ada gempa dengan potensi tsunami bukan langkah yang pas karena tidak ada jaminan evakuasi akan tetap bisa dilakukan dengan aman
Maka, perbaikan sarana dan prasarana (infrastruktur) terkait dengan risiko akibat cuaca buruk dan tsunami merupakan bagi dari upaya menjaga keselamatan warga dan wisatawan. Dengan sarana dan prasarana itu promosi pariwasata pulau-pulau kecil di Nusantara akan berdampak positif dalam mendatangkan Wisman berduyun-duyun ke Indonesia. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H