Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Bali, Pernyataan Pengelola Program AIDS yang Mencengangkan

5 Juli 2018   10:56 Diperbarui: 5 Juli 2018   11:00 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: india.curejoy.com)

Di bagian lain Ashori mengatakan: "Remaja adalah usia yang sangat rentan terpapar AIDS, untuk itu mari tingkatkan kepedulian, tingkatan edukasi kepada masyarakat, bersama-sama kita tanggulangi dan cegah penyebaran HIV/AIDS."

Kerentanan terkait dengan HIV/ADS bukan karena usia tapi perilaku seksual orang per orang. Pernyataan ini lagi-lagi mendorong stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda) kepada remaja.

Seperti dijelaskan di atas bagi remaja dan usia sampai 39 tahun dorongan seksual sangat kuat. Maka, yang perlu disampaikan kepada mereka adalah cara-cara yang riil mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual karena penyaluran libido hanya melalui hubungan seksual.

Ada pula pernyataan Adi Narendra, Wakil Ketua Forum Remaja Bali yang berada di bawah naungan Kisara Bali. Menurut Adi, remaja merupakan kelompok usia yang sangat memegang peran penting dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.

Mustahil mereka (remaja) bisa mencegah agar mereka tidak tertular HIV jika mereka tidak dibekali dengan cara-cara yang konkret untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual. Buktinya, data yang disampaikan Anshori tentang 75 persen kasus HIV/AIDS justru terdeteksi pada kelompok umur 15-39 tahun menunjukkan mereka tidak mengetahui cara-cara melindungi diri agar tidak tertular HIV, terutama melalui hubungan seksual.

Disebutkan orasi Adi Narendra meminta agar pemerintah dapat menyusun program-program yang sejalan dengan kebutuhan para remaja dan remaja dapat dilibatkan dalam program tersebut.  

Kalau yang dimaksud ada pemeirntah adalah pemeirntah pusat, itu artinya Adi 'ketinggalam kereta' karena sudah 20 tahun Indonesia ada di era otonomi daerah sehingga urusan HIV/AIDS ada di provinsi, kabupaten atau kota.

Lagi pula bagaimana remaja ikut berperan, wong mereka sendiri tidak mengetahui cara melindungi dari dari risiko tertular HIV.

Ya, memang sejak awal epidemi HIV/AIDS yang terjadi hanya orasi moral yang menyuburkan mitos yang pada akhirnya hanya menjungkirbalikkan akal sehat. Akibatnya, banyak orang yang tidak tahu cara melindungi dari agar tidak tertular HIV. Itu artinya insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi yang pada gilirannya akan mendorong penyebaran HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, sebagai 'bom waktu' menuju 'ledakan AIDS'. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun