Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Banjarmasin, Cegah HIV/AIDS Bukan dengan Seks Halal

29 Juni 2018   04:29 Diperbarui: 29 Juni 2018   04:33 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anjuran lain terkait dengan mencegah HIV/AIDS disebutkan: " .... lakukan pemeriksaan HIV lebih dini, dengan adanya pemeriksaan lebih awal itu lebih bagus karena bisa ditanggulangi lebih cepat."

Anjuran ini tidak pas karena digeneralisir. Tidak semua perilaku seksualnya berisiko tertular HIV sehingga anjuran ini hanya untuk warga yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV. Lagi pula tes HIV bukan pencegahan karena terjadi di hilir yaitu pada warga yang sudah tertular HIV.

Pada lead berita disebutkan: HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga berkaibat tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang. Adapun AIDS adalah sekumpulan penyakit yang menyerang tubuh kita.

Pernyataan di atas tidak akurat karena HIV tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Yang terjadi adalah ketika HIV masuk ke tubuh seseorang, maka HIV akan menggandakan diri dengan memakai sel darah putih sebagai 'pabrik'. Virus hasil penggandaan mencari sel darah putih lain sebagai 'pabrik' untuk menggandakan diri. Begitu seterusnya sehingga sel-sel darah puti yang dijadikan 'pabrik' oleh HIV rusak yang berakibat sistem kekebalan tubuh lemah karena banyak sel darah putih yang rusak setelah dijadikan 'pabrik'.  Sedangkan AIDS adalah kondisi seseorang yang terular HIV setelah 5-15 tahun yang ditandai dengan sekumpulan gejala penyakit yang terkait dengan AIDS.

Selama informasi HIV/AIDS yang disampaikan ke masyarakat tidak akurat, maka selam itu pula perilaku berisiko tertular HIV terjadi yang menambah kasus infeksi HIV baru terutama pada laki-laki dan perempuan dewasa.

Warga yang tertular HIV tapi tidak terdeteksi akan jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat secara horizontal tanpa mereka sadari karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. Penyebaran HIV yang terjadi secara diam-diam ini bagaiman 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun