Agar kecelakaan tidak terulang adalah jauh lebih arif membicarakan penyebab dari aspek teknis dan kelalaian manusia daripada mengait-ngaitkannya dengan mitos.
Misteri Segitiga Bermuda di Samudara Atlantik, misalnya, sudah dibuktikan secara ilmiah bukan mitos karena ada faktor alam yang mempengaruhi cuaca dan kondisi perairan di kawasan itu. Segitiga Bermuda seluas 4 juta Km persegi yang yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan yaitu negara bagian Miami, dan negara Bagian Florida sebagai titik di sebelah barat.
Begitu juga dengan kapal pesiar mewah RMS "Titanic" yang disebutkan tahan terhadap benturan dengan gunung es di lautan, tapi mereka lupa tentang kekerasan gunung es. Kapal mewah itu patah dan tenggelam ke dasar Samudara Atlantik (15 April 1912) dalam pelayaran dari Southampton (Inggris) ke New York (AS) setelah menghantam gunung es yang terapung.
Nah, kembali ke Danau Toba. Bagaimana kaitan mitos dengan beberapa kecelakaan kapal di danau itu?
Selama mitos dijadikan pembenaran, maka selama itu pula tidak akan pernah ada pembenahan uutuk keselamtan pelayaran di Danau Toba yang pada akhirnya danau itu pun jadi "kuburan" kapal dan "makan" bagi saudara-saudara kita yang jadi korban kecelakaan kapal yang tidak menaati aturan baku pelayaran (Wikipedia dan sumber-sumber lain). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H