Dalam berita disebutkan: "Penyebabnya, ada dua faktor yang mendominasi. Yakni, penggunaan jarum suntik dan seks bebas. Kedua faktor tersebut lebih besar karena seks bebas atau gonta-ganti pasangan."
Perilaku Berisiko
Dua faktor yang disebut tidak akurat.
'Penggunaan jarum suntik' tidak jelas. Terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik terjadi pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) yang memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran. Ada kemungkinan salah satu dari mereka mengidap HIV/AIDS sehingga darah yang mengandung HIV masuk ke pompa jarum suntik melalui jarum. Selanjutnya yang memakai jarum suntik tadi berisiko tertular HIV.
Disebutkan 'seks bebas' atau 'gonta-ganti pasangan'. Ini jelas ngawur.
Apa yang dimaksud dengan 'seks bebas'? Tidak ada penjelasan. Maka, berita ini sama sekali tidak mencerahkan.
Disebutkan pula: Menurut data KPA, penderita terbesar yakni pelanggan yang menggunakan jasa seks yang mencapai 70 persen.
Pernyataan ini pun tidak jelas. Apa yang dimaksud dengan 'pelanggan yang menggunakan jasa seks yang mencapai 70 persen'?
Yang jelas HIV/AIDS masuk ke Kota Samarinda al. adalah melalui perilaku seks yang berisiko, yaitu:
(1) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(2) Perempuan yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di dalam ikatan pernikahan yang sah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.