Memasuki bulan puasa dan menjelang lebaran biasanya cewek-cewek yang bekerja di tempat-tempat hiburan di kota-kota besar akan pulang kampung. Ini bisa dimanfaatkan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Dengan menjalin kerja sama antara daerah-daerah asal cewek-cewek penghibur dengan daerah tempat mereka bekerja bisa dilakukan survailans tes HIV yang dilanjutkan dengan tes HIV.Â
Atau langsung dilakukan tes HIV tapi harus taat asas yaitu menjalankan standar prosedur tes HIV yang baku, yaitu: konseling sebelum dan sesudah tes HIV, persetujuan (informed consent), hasil tes hanya diberikan kepada ybs.
Jika hasil tes positif petugas dari daerah asal cewek penghibur mendampingi mereka dengan memberikan berbagai informasi tambahan agar mereka tidak melakukan perilaku yang bisa menularkan HIV di daerahnya.Â
Bagi yang mempunyai suami diberikan bimbingan agar tidak menularkan ke suami. Tentu saja suami cewek itu pun harus diadvokasi juga agar siap menerima istrinya dengan kondisi mengidap HIV/AIDS (Baca juga: PSK Mudik Lebaran: Ada yang Bawa AIDS sebagai Oleh-oleh).
Yang perlu diperhatikan adalah informasi tentang status HIV cewek tidak boleh bocor agar tidak menimblkan kegaduhan di kampung halaman cewek-cewek itu. Hanya konselor atau petugas dari daerah asal cewek itu saja yang mengetahui status HIV cewek penghibur yang mereka dampingi.
Pemprov Riau pernah membuat gaduh Karawang, Jawa Barat, ketika mengirimkan hasil survailans tes HIV terhadap pekerja seks komersial (PSK) adal Karawang di beberapa lokasi pelacuran di sana (tahun 1990-an).
Entah bagaimana informasi tentang 4 (empat) PSK asal Karawang yang dipulangkan bocor ke wartawan. Maka, rumah 4 PSK itu pun diserbu wartawan dan petugas dari berbagai instansi Pemkab Karawang dan Pemprov Jabar.
Yang tidak masuk akal berita tentang 4 PSK itu tersebar luas dengan bumbu-bumbu moral, tapi 4 PSK itu justru belum sampai ke rumahnya.Â
"Saya bingung, Pak. Anak saya ditulis di koran macam-macam padahal dia masih di Riau," kata seorang penduduk Cibuaya, Karawang.
Begitu juga dengan salah satu dari 4 PSK itu. "Saya tidak pernah diwawancarai wartawan, kok bisa-bisanya berita tentang saya ditulis," kata perempuan warga Tempuran, Karawang.