Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penabrak Pejalan Kaki di Kanada Menyebut Dirinya sebagai "Incel", Apa Pula Itu?

24 April 2018   16:35 Diperbarui: 25 April 2018   16:05 2777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini kasus-kasus penabrakan pejalan kaki di trotoar atau pengunjung pasar terkait dengan radikalisme yang mewujudkannya dalam kegiatan terorisme. Di Inggris, Perancis, Jerman, dll, sudah terjadi aksi-aksi terorisme dengan menabrakkan mobil atau truk ke kerumuman orang di jalan raya dan di pusat-pusat keramaian.

Tapi, penabrakan pejalan kaki di trotoar di Toronto, Kanada (24/4-2018) justru bukan ulah terorisme. Korban tabarakan brutal yang dilakukan oleh Alek Minassian, 25 tahun, yang menewaskan 10 dan melukai 15 pejalan kaki sama sekali bukan ulah teroris.

Seperti diberitakan detiknews (24/4-2018), media lokal Kanada, Canadian Broadcasting Corp (CBC), melaporkan bahwa informasi yang beredar via online menyebutkan bahwa Minassian melakukan aksi brutal ini karena marah usai ditolak banyak wanita.

Postingan di sebuah akun Facebook menampilkan nama dan foto Minassian merujuk pada postingan "Supreme Gentleman Elliot Rodger", pelaku serangan brutal tahun 2014 di Isla Vista, California, Amerika Serikat (AS), yang menewaskan 6 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Namun, CBC belum bisa memverifikasi apakah postingan akun Facebook ini benar-benar ditulis Minassian.

Polisi belum bisa memastikan motif Minassian melakukan penyerangan biadab itu karena dia tidak terkait dengan kelompok radikal dan tidak ada catatan kriminal menyangkut dirinya. Tapi, ada video yang menunjukkan Rodger marah-marah soal banyak wanita yang menolaknya. Video ini dia posting sebelum serangan terjadi (2014). Rodger menyebut pria seperti dirinya sebagai "incel" yaitu "involuntary celibate" (selibat tanpa disadari, dalam hal ini selibat adalah tidak menikah dan hidup membujang yang tidak terkait dengan pranata sosial).

Selama ini persoalan seks yang terkait dengan moral hanya orientasi seksual yaitu homoseksual (gay dan lesbian), biseksual dan transgender. Rupanya, ada "orientasi seksual" yang justru bisa menjadi kriminal dan brutal yaitu incel.

Orientasi incel ada para seseorang (biasanya laki-laki) yang memiliki kepribadian yang buruk (disebut juga mengerikan, menjijikkan, memuakkan) yang memperlakukan wanita seperti objek seksual. Mereka menganggap kehidupan seks yang kurang berasal dari yang jelek atau buruk.

Mereka iri melihat laki-laki yang mereka nilai jelek atau buruk bersama perempuan cantik. Dalam bahasa pergaulan (slang) laki-laki itu disebut Chads dan si perempuan disebut Stacys. Dalam pikiran mereka laki-laki seperti itu adalah penipu karena mereka anggapa melawan norma sosial yang sejatinya laki-laki gantenglah yang bisa mendapatkan cewek cakep.

Maka, dalam postingan di Facebook Minassian mengatakan aksinya terkait dengan pemberontakan incel dengan maksud akan menghancurkan semua Chads dan Stacys.

Celakanya, apakah orang-orang yang ditabrak Minassian itu memang Chads dan Stacys?

Tentu saja tidak bisa dipastikan. Dalam kaitan perilaku Minassian ini yang terjadi adalah brutalisme atau kebiadaban yang memakai pembenaran deviasi orientasi seksual dirinya. Mbok, ya, datang saja ke Indonesia karena ada semboyan: Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!

Tidak perlu main tabrak pejalan kaki hanya karena ditolak cewek. Tapi, laki-laki model ini pun sama saja dengan Minassian karena sudah jadi sahabat iblis (dari berbagai sumber). *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun