Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS pada Balita di Bondowoso, Jatim, Masih Pakai Istilah "Zaman Batu"

12 April 2018   20:16 Diperbarui: 12 April 2018   20:44 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul berita ini "Tertular dari Ibu, 15 Balita di Bondowoso Suspect HIV/AIDS" (detiknews, 9/4-2018) benar-benar tidak masuk akal masih dipakai di 'zaman now' karena istilah 'suspect' sudah lama ditinggalkan dalam konteks HIV/AIDS.

Pemakaian kata 'suspect' erat kaitannya dengan kriminalitas yaitu tersangka. Itulah sebabnya terminologi itu tidak dipakai dalam kaiatan informasi dan berita HIV/AIDS.

Balita yang dilahirkan oleh perempuan yang mengidap HIV/AIDS berisiko tertular HIV ketika di kandungan dan waktu persalinan. Maka, tidak perlu ada kata 'suspect' karena akan menyuburkan stigma (cap negatif) dan mendorong diskriminasi (perlakuan berbeda) kepada ibu dan bayi itu kelak.

Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Bondowoso mencapai 364 dengan 104 kematian. Sedangkan dua bulan terakhir terdeteksi 15 kasus HIV/AIDS baru.

Ada beberapa pernyataan dalam berita yang tidak akurat. Tidak jelas apakah itu bersumber dari Siwin Soleha, yang disebut sebagai salah seoang pegiat pemberdayaan kesehatan masyarakat di Bondowoso, atau penafsiaran wartawan yang menulis berita itu.

 Misalnya, disebutkan: Dari jumlah itu, sudah ada 7 anak balita yang dinyatakan positif virus HIV/AIDS. Sementara sisanya secara medis belum dapat dinyatakan positif HIV/AIDS, karena masih dilakukan proses pemeriksaan secara khusus.

Untuk mengetahui status HIV seseorang tidak perlu 'pemeriksaan secara khusus' karena hanya dilakukan melalui tes HIV. Di bagian lain sudah disebutkan bahwa tes HIV terhadap bayi yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang mengidap HIV/AIDS baru akurat hasilnya jika tes dilakukan pada usia bayi 18 bulan.

Ada lagi pernyataan " .... terinveksi virus yang belum ada penawarnya ...." Bukan hanya HIV yang belum ada penawarnya sehingga pernyataan ini tidak objektif. Sedangkan HIV/AIDS sudah ada obatnya tapi tidak menyembuhkan yaitu obat antiretroviral (ARV) yang berguna untuk menghambat penggandaan HIV di dalam tubuh pengidap HIV/AIDS.

Terkait dengan kasus HIV/AIDS pada bayi, anggota Komisi IV DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajat, mengatakan: "Kondisi ini sudah genting dan cukup memprihatinkan. Maka, sudah menjadi tanggung jawab semua stakeholder."

Maka, menurut Sinung yang harus diprioritaskan, sosialisasi pada masyarakat hingga akar rumput, tentang apa dan bagaimana persebaran HIV/AIDS itu.

Yang jadi masalah besar adalah siapa yang menularkan HIV/AIDS kepada ibu-ibu yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS tsb.? Sayang, Sinung sama sekali tidak menyinggung hal ini. Maka, sosialisasi kepada masyarakat tidak akan ada gunanya. Karena bagaikan 'menggantang asap'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun