Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Situs Porno Diblokir, Tukar-menukar Pesan Seks dan Video Porno Marak

2 Maret 2018   15:12 Diperbarui: 2 Maret 2018   15:56 3033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pelajar SMU menggunakan ponsel mereka saat sedang bersantap di sebuah restoran di Seoul, 15 Desember 2006 (Sumber: VOA Indonesia/Reuters)

Lebih lanjut Jones mengatakan: "Pesan-pesan peringatan mengenai sexting akan menjadi sangat efektif, jika disertakan dalam pendidikan remaja mengenai hubungan romantis, memperlakukan satu sama lain dengan hormat, menghadapi tekanan seksual dan membuat keputusan yang sehat mengenai perilaku seksual."

Ilustrasi (Sumber: descargarmspy.com)
Ilustrasi (Sumber: descargarmspy.com)
Dalam bahasa lain alm. Sartono Mukadis, psikolog UI, dalam satu wawancara dengan penulis di awal tahun 1990-an, mengatakan terkait dengan relasi seks remaja perlu diberikan pemahaman kepada cowok bahwa dia mempunyai tanggung jawab menjaga (kehormatan) pacarnya (cewek). Sartono mengaku tidak mudah menjalankan upaya ini, tapi ini salah satu langkah karena memberikan kesempatan kepada cowok sebagai 'pahlawan'dalam konteks melindungi pacarnya.

Memang, seperti dikatakan oleh Dr. Matthew Davis, seorang peneliti di Rumah Sakit Anak Ann & Robert H. Lurie Chicago dan Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, IL, AS, yang paling aman adalah remaja menghindari pengiriman teks dan gambar-gambar atau video seks. Ini tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Maka, diperlukan edukasi yang objektif tanpa balutan norma, moral dan agama agar remaja menangkap esensi faktual risiko buruk sexting sebagai realitas sosial. Mereka diajak untuk memahami hak dan kewajiban di ranah kehidupan sehari-hari dalam konteks pergaulan (remaja) agar tidak ada yang dirugikan. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun