Data yang disampiakan oleh Asisten Pengelola Program KPA Jateng, Gardea Tyas Wardani, bertolak belakang dengan laporan Ditjen P2P. Sampai tanggal 31 Maret 2017 laporan Ditjen P2P menyebutkan kumulatif kasus HIV/AIDS di Jateng adalah 24.569. Sedangkan Gardea dalam berita disebutkan memberikan angka 18.913. Bukankan angka yang dilansir Ditjen P2P justru laporan dari Dinkes dan KPA Jateng?
Ada pernyataan yang menyebutukan "Ironinya, tak sedikit pengidap HIV/AIDS tidak sadar jika mereka sudah tertular."
Memang itulah masalah besar dalam penanggulangan HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada orang-orang yang tertular HIV sebelum masa AIDS (antara 5-15 tahun setelah tertular).
Celakanya, orang-orang yang mengidap HIV/AIDS dan tidak terdeteksi tanpa mereka sadari akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom setiap kali terjadi hubungan seksual.
Disebutkan pula dalam berita " .... Banyak yang masih malu untuk melakukan pemeriksaan maupun cek kesehatan. ...."
Pernyataan ini tidak akurat karena tidak dijelaskan siepa yang masih malu. Tidak semua orang harus tes HIV karena tidak semua orang berperilaku yang berisiko tertular HIV/AIDS. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H