Dalam bahasa Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph.D, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS, jika anak-anak umur 2 tahun dari seluruh dunia dijejer berdiri, maka tinggi dan berat badannya akan sama (pemberian materi bagi 20 blogger peserta  Danone Blogger Academy, Jakarta, 3/11-2017). Kalau ada anak-anak yang tinggi dan berat badannya di bawah normal itu artinya telah terjadi malanutrisi pada 1000 HPK. (Baca: Pola Hidup Menggeser Peringkat Penyakit Berbahaya di Indonesia).
Perilaku juga yang membuat banyak ibu rumah tangga berisiko tertular HIV/AIDS karena suaminya jadi pelanggan PSK sehingga ada risiko penularan HIV kepada istri (horizontal) yang bermuara pada penularan vertikal ke anak yang dikandung (Hari AIDS Sedunia: Kelahiran Jutaan Bayi di Indonesia Dihantui AIDS dan "Stunting").
Tapi, Dr Damayanti mengingatkan bahwa tinggi badan terkait dengan stunting harus melalui diagnosis dokter spesialis anak agar bisa diketahui apakah karena malanutrisi atau genetika. Dr Damayanti menyebut Prof Dr BJ Habibie yang pendek bukan karena stunting.
Masuk akal kalau kemudian salah satu rekomendasi "Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama" di NTB, 23-25/11-2017, adalah tentang pencegahan stunting. Alim ulama dan NU mendesak pemerintah menjalankan berbagai upaya untuk mencegah stunting karena stunting erat kaitannya dengan penghambatan laju pertumbuhan ekonomi, menambah jumlah orang miskin dan memperlebar ketimpangan sosial (www.nu.or.id).
Stunting tidak semata-mata karena ketidakmampuan membeli makanan bergizi, tapi informasi tentang 1000 HPK yang tidak merakyat. Pola pengeluaran untuk konsumsi keluarga, terutama kalangan menengah ke bawah, lebih mementingkan rokok dan pulsa daripada membeli ikan dan daging. Setiap hari bisa dua sampai tiga bungkus rokok seharga Rp 36.000. Uang ini cukup membeli ikan kembung atau makanan bergizi lain. "Perilaku yang memang sangat sulit diubah," kata Dr Pungkas.
Makanan dengan kandungan nutrisi diharapkan oleh Dr Damayanti ada dalam makanan keluarga sehingga orang tua tidak perlu mencari atau membeli makanan bayi yang berbeda dengan makanan keluarga. Misalnya, kandungan Omega 3 di ikan kembung ternyata jauh lebih tinggi daripada pada ikan salmon (Baca: Â Omega 3: Ikan Kembung Vs. Ikan Salmon).
Info Kesehatan Hoax
Salah satu makanan pokok yang juga jadi sumber utama karbohidrat adalah beras. Tapi, nasi justru jadi tidak bermanfaat dalam menyumbang Vitamin B1 karena cara penanganan yang salah. Menurut Prof. Dr. Rindit Pambayun, Guru Besar Ilmu Pangan Unsri, Palembang, kandungan Vitamin B1 ada pada kulit ari beras (pemberian materi bagi 20 blogger peserta  Danone Blogger Academy, Jakarta, 3/11-2017). Nah, ketika besar dicuci berulang-ulang sampai bersih kandungan Vitamin B1 pun hilang. Padahal, Vitamin B1 sangat diperlukan tubuh. Kalau beras tidak dicuci sebelum dimasak maka asupan Vitamin B1 sudah terpenuhi sehingga tidak perlu lagi meminum suplemen. (Baca: Gerakan Nasional Tidak Mencuci Beras).
Sudah saatnya pusat-pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dikembalikan ke fungsi semula yaitu promotif (promosi) dan preventif (pencegahan) karena sekarang Puskesmas sudah berubah jadi rumah sakit (kuratif atau pengobatan). Dengan informasi yang merakyat diharapkan cara-cara mencegah stunting jadi bagian dari kehidupan setiap keluarga.
Hanya saja perlu diperhatikan bahwa gaya hidup atau pola hidup bisa jadi masalah karena, seperti disebutkan Dr Pungkas, ketika sudah ada BPJS Kesehatan tetap saja banyak orang yang tidak mau berobat. Kalau sebelum ada BPJS Kesehatan ada sekitar 7 persen warga yang tidak berobat dengan alasan tidak ada biaya, tapi setelah ada BPJS Kesehatan angkanya hanya turun sedikit jadi 4 persen.