Takut Naik Pesawat
Saya sendiri akan berangkat pukul 02.30. Tapi, ketika terbangun pukul 00.30 saya berpapasan dengan teman yang baru tiba dari Bandara Soekarno-Hatta. "Duh, Abang harus naik bus khusus bandara karena ada jalur khusus," kata teman itu. Mengapa? "Macet bukan main."
Mendengar kata macet pikiran pun kacau-balau karena bebarapa kali saya melihat orang yang terlambat dan harus membayar sebesar ongkos. Itu saja saja dengan beli tiket baru. Saya putuskan berangkat saat itu juga. Mandi pun sekadarnya. Pukul 01.30 saya tiba di Terminal 1C. Saya cari-cari Efa tak ketemu, tapi ada satu cewek berbaring di kursi bandara. Cuma wajahnya tertutup tas yang dipeluknya.
"Eh, Amang (panggilan Batak untuk Bapak-pen.) rupanya," kata Efa ketika dia dibangunkan oleh cleaning service yang akan memindahkan kursi. Saya baru lega karena sudah ada teman. Jam-jam berikunya satu dua teman berdatangan. Pukul 05.10 boarding dan terbang pukul 04.30 dengan Batik Air menuju Yogyakarta. Ada juga peserta yang rada takut,"Saya sebenarnya takut naik pesawat," kata seorang blogger dengan terus-terang.
"Wah, Bapak dijemput penjemput istimewa,"kata Andreas, tour leader Panorama yang menghendel kegiatan visit DBA di terminal kedatangan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Ya, penjemput istimewa itu anak saya, Putri, yang kuliah di Yogyakarta.
Sinar matahari terasa menusuk ubu-ubun di tengah hari itu. Perjalanan dilanjutkan ke pabrik susu "Sarihusada" di Klaten. Sesampainya di pabrik penyambutan pun membuat hati dingin di tengah hari itu. "Bagi yang mau salat Jumat, silakan. Yang mau makan, ya monggo," kata Bu Ana, staf "Sarihusada".
Selesai makan siang di gazebo dilanjutkan dengan presentasi tentang "Sarihusada" dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dengan CSR perusahaan itu. Â Setelah berkeliling di pabrik, peserta DBA pun melanjutkan perjalanan ke 'Rumah Tempe' pembuatan tempe bernutrisi tidak jauh dari pabrik. Tempe "Echo Sari" diproduksi dengan cara-cara yang tepat sehingga kandungan nutrisi dan higienisnya memenuhi standar.
Semula blogger meminta Mbak Widha membagikan pembagian kamar hotel melalui grup WA, tapi saya menolak agar ketika pembagian kunci ada kejutan. Sayang, Andre yang membagian kunci di Hotel Quin Colombo Hotel, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, tidak melakukan sesuatu yang mengejutkan. Misalnya, menyebut nama yang kemungkinan tidak pas sekamar. Agaknya, satu hal yang kurang dari kompasianer peserta DBA adalah betapa kering suasana karena kurang ada joke. Apakah karena sense of humor yang sangat rendah atau semua dalam kondisi tegang karena harus membuat laporan akhir?
Tubing
Selepas makan malam acara dilanjutkan dengan presentasi 10 blogger tentang outline renana laporan yang dikoreksi oleh Kang Pepih. Semua peserta berusaha menampilkan yang terbaik. Masing-masing dengan topik yang berbeda yang kemudian dikomentari blogger dan dikunci oleh Kang Pepih.