Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Pengidap HIV/AIDS Bisa Kelihatan Segar dan Mulai Gemuk?

8 September 2017   09:54 Diperbarui: 8 September 2017   10:13 10525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Obat Antiretroviral (ARV) (Sumber: bhekisisa.org)

Tanya Jawab AIDS No 1/September 2017

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: kompasiana.com/infokespro dan "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977.  Pengasuh.

*****

Tanya: Saya mau tanya masalah perjalanan HIV. Desember 2016 lalu seorang teman saya benar-benar sudah drop karena HIV.  Sepulang dari rumah sakit dia minum obat HIV. Sekarang tubuhnya sudah mulai kelihatan segar dan mulai gemuk lagi.  Pertanyaan saya: (1) Mengapa bisa terjadi perubahan seperti itu? (2) Berapa bulan lagi bisa dilakukan tes ulang agar bisa dilihat status HIV-nya setelah makan obat HIV? (3) Apakah HIV itu bisa disembuhkan? Setahu saya belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV.

Via SMS (27/3-2017)  

Jawab: (1) HIV adalah virus yang tergolong sebagai retrovirus yaitu bisa menggandakan diri. Dalam darah HIV menggandakan diri sampai miliaran copy per hari dengan memakai sel-sel darah putih sebagai 'pabrik'. Sel-sel darah putih yang dijadikan HIV sebagai pabrik rusak sehingga seiring dengan kerusakan sel-sel darah putih, di dalam tubuh berguna sebagai sistem kekebalan tubuh, daya tahan pun menurun sehingga mudah kena penyakit. Ketika seorang pengidap HIV dalam kondisi CD4 di bawah 350 (diketahui melalui tes darah) dokter akan memberikan obat antriretroviral (ARV) yang di dalam darah akan menjadi penghambat laku perkembangan HIV sehingga kondisi ybs. berangsur pulih karena sistem kekebalan tubuhnya kembali membaik. Bukan berarti HIV hilang dari tubuh, tapi hanya memperlambat penggandaan.

(2) Sekali seseorang terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV yang sesuai dengan standar prosedur operasi yang baku maka virus itu akan ada dalam tubuh seumur hidup. Maka, tidak perlu tes HIV lagi jika seudah ada hasil tes HIV yang valid.

(3) Saudara benar. Belum ada obat yang bisa mematikan HIV sebagai virus di dalam tubuh pada orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Yang sudah bisa dilakukan adalah menghambat penggandaan HIV di dalam darah sehingga sistem kekebalan tubuh tidak rusak.

Dalam kaitan itulah dianjurkan agar orang-orang yang pernah atau sering melakukan perilaku berisiko agar segera menjalani tes HIV secara sukarela di sarana kesehatan yang ditunjuk pemerintah, seperti di Puskesmas atau rumah sakit pusat dan daerah.

Orang-orang yang berisiko tinggi tertular HIV adalah:

(1) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(2) Perempuan yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di dalam ikatan pernikahan yang sah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(3) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara prempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(4) Perempuan yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(5) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, seperti pekerja seks komersial (PSK) dan waria. PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat plus-plus, 'artis', 'spg', cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Semoga bermanfaat.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun