Allie Manzi, seorang pelatih kebugaran personal, mengatakan untuk mengubah perilaku tidak sehat perlu perhatian terus menerus. Dia sepakat bahwa memang mudah untuk bermalas-malasan, terlepas dari hasil DNA.
Lebih lanjut Manzi mengatakan: "Mereka tidak melihat gambarannya secara umum. Mereka hanya menjalani hari demi hari. Mereka akan makan sepotong kue atau tidak berolahraga satu kali. Mereka tak menyadari keputusan-keputusan kecil ini berdampak pada kesehatan dan gaya hidup mereka secara keseluruhan."
Itu gambaran buruk perilaku sebagian orang terkait dengan hasil uji DNA tentang risiko penyakit yang akan diderita.Â
Kabar baiknya adalah riset itu juga menunjukkan bahwa sebagian orang memang berubah. Dr Robert Green, dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, yang menjadi penasihat perusahaan-perusahaan, seperti Helix, mengatakan perubahan biasanya terjadi ketika uji coba DNA menjadi dasar pertama untuk berkomitmen menuju gaya hidup yang lebih sehat.
Orang yang dimaksud Dr Green adalah mereka yang memanfaatkan hasil uji DNA sebagai informasi untuk memikirkan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari risiko penyakit yang ditujukkan uji DNA.
Nah, kita masuk ke kalangan mana? Memanfaatkan hasil uji DNA atau riwayat kesehatan orang tua untuk menjalani hidup sehat atau sebaliknya. Semua tergantung kepada diri sendiri. *