Itulah sebabnya orang tua pun membawa anaknya ke psikiater ketika nilai rapor jelek. Padahal, yang paling tepat adalah ke psikolog. Dalam proses konsultasi, psikolog juga akan mendiangosis masalah yang dihadapi klien. Jika terkait dengan masalah psikis maka akan dirujuk ke psikiater.
Penyalahguna narkoba juga dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ). Ini lagi-lagi menunjukkan penyalahguna narkoba ototmatis terjadi karena faktor psikiatri. Ini pun menyuburkan stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda) terhadap penyalahguna narkoba yang terjadi karena faktor psikologis.
Lembaga Pemasyarakatan (LP) khusus untuk penyalahguna narkoba (korban) juga tidak efektif. Banyak negara yang justru menutup penjara narkoba, tapi Indonesia malah membangun LP Narkoba (Menghitung-hitung Untung Rugi LP Narkoba).
Penyalahgunaan narkoba, khususnya dengan memakai jarum suntik secara bergantian, sekarang menghadapi masalah besar selain ketergantungan yaitu risiko tertular penyakit, yaitu Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV/AIDS.
Mendeteksi perilaku yang bisa mengarah ke penyalahgunaan narkoba dan psikotropika adalah salah satu langkah untuk mengurangi korban narkoba dan psikotropika. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI