Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Boneka Perempuan Dijadikan Pasangan Hidup

8 Juli 2017   20:45 Diperbarui: 9 Juli 2017   09:07 6546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: salah satu kegiatan laki-laki Jepang dengan boneka silikon (Sumber: www.dw.com)

Banyak alasan mengapa kian banyak laki-laki di Jepang ini memilih perempuan boneka silikon sebagai 'pasangan hidup' dan teman kencan untuk memadu cinta kasih. Bisa jadi karena gagal mendapatkan perempuan idaman atau memang boneka sebagai pilihan mereka atau alasan lain.

Yang jelas laporan "Deutsche Welle" (dalam artikel "Kisah Kaum Pria Yang Memadu Asmara Dengan Boneka", edisi 5/7-2017) menyebutkan setiap tahun di Jepang terjual 2.000-an boneka perempuan yang terbuat dari silikon. Ada yang memilih boneka silikon ketika pisah dari istinya. Ada pula yang memilih boneka karena hubungan suami-istri terhenti sejak istrinya melahirkan.

Mereka pun kemudian kepincut ketika melihat sosok boneka perempuan yang terbuat dari silikon. Mereka mendandani boneka tersebut. dan memberi nama sesuai dengan yang mereka inginkan. Mereka pun merias boneka sebagaimana layaknya cewek, mulai dari pakaian sampai perhiasan.

Tidak seperti boneka umumnya yang hanya dijadikan pajangan, boneka silikon yang dijadikan laki-laki Jepang sebagai 'pasangan' justru mereka jadikan sebagai kekasih yang mendampingi mereka dalam berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk ketika tidur.

Laki-laki yang sudah kepincut dengan boneka silikon mengaku tidak tertarik lagi kepada perempuan karena mereka merasa cinta sejati sudah mereka temukan pada boneka silikon. Bahkan, ada yang mengatakan sudah 'mati rasa' dengan perempuan. Ada yang mengatakan cewek selalu minta ini dan itu, sedangkan boneka silikon tidak pernah menuntut sesuatu.

Di Jepang laki-laki yang memilih boneka daripada cewek disebut 'herbivora' yang dikabarkan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Maka, tidak mengherankan kalau kemudian perusahaan boneka erotis di Jepang menaruh harapan besar produksi bonekanya akan maju pesat.

Boneka silikon itu dijual dengan harga mulai dari 6.000 dolar AS setara dengan Rp 78 juta (kurs Rp 13.000). Boneka dibuat mirip dengan manusia. Bagian-bagian tertentu bisa digerakkan dan dilengkapi juga dengan alat kelamin yang bisa dibongkar-pasang.

Jika disimak dari aspek seksualitas, laki-laki yang menggemari boneka itu tergolong parafilia yaitu orang-orang yang menyalurkan dorongan seksual dengan cara yang lain. Dalam kaitan ini dikenal istilah fetish mannequin yaitu orang-orang yang menyalurkan hasrat seks dengan manekin.

Sebenarnya fethisme adalah parafilia yang menyalurkan dorongan seksual dengan bagian-bagian tubuh yang bukan alat kelamin. Bisa juga dengan benda-benda yang sering melekat pada tubuh, seperti CD, Bra, dll. untuk merangsang dorongan seksual. Bagi laki-laki dan peremuan yang menyalurkan dorongan seksual dengan boneka atau manekin juga arca dan patung disebut agalmatophilia.

Yang jadi masalah fetish manekin bisa melakukan hal yang membahayakan yaitu menjadikan benda-benda mati, termasuk manusia, sebagai manekin dan manekin mereka jadikan pula sebagai 'benda hidup'.

Tentu saja kita tidak bisa dengan mudah menghukum dan menghakimi orang-orang yang memilih fetish manekin atau agalmatophilia sebagai orang yang 'sesat' karena tanpa kita sadari ada di antara kita juga yang melakukan hal-hal yang terkait dengan parafilia tapi dengan cara diam-diam.

Maka, tetaplah hidup secara alamiah dengan relasi yang seimbang antar sesama tanpa dibatasi dengan berbagai hal yang kita buat sendiri (dari berbagai sumber).*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun