Indonesia adalah salah satu negara yang 'akrab' dengan bencana alam, seperti banjir, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan, dll., juga bencana akibat konflik sosial, misalnya, perkelahian antar kampung serta radikalisme dan terorisme. Bencana tsb. tidak bisa dihalangi sehingga yang perlu dilakukan adalah melindungi diri agar terhindar dari bencana dan tidak jadi korban.
Untuk itulah langkah yang tepat adalah sosialisasi 'sadar bencana' sebagai budaya dalam kehidupan masyarakat. Badan Nasional  Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan sosialisasi membangun budaya 'sadar bencana' melalui siaran radio.
Langkah BNPB itu merupakan bagian dari upaya meminimalisir korban bencana karena korban bencana umumnya adalah orang-orang yang tidak memahami cara-cara melindungi diri dari bencana. Mereka tidak menyadari bencana alam yang bisa terjadi setiap saat.
Tidak perlu lagi menangisi nasib karena korban bencana karena jika penduduk sudah 'sadar bencana', maka korban pun akan sedikit. Selama ini jika terjadi bencana yang terjadi hanya caci-maki dan umpatan terhadap berbagai pihak. Padahal, banyak bencana yang tidak bisa diperkirakan kapan akan terjadi dan sebesar apa bencana itu.
Dampak bencana alam terhadap kemanusiaan dan ekonomi karena merusak lahan pertanian, tambak dan perikanan, mematikan manusia dan ternak peliharaan. Bencana alam pun merusak infrastruktur, seperti jalan raya, jembatan, rel kereta api, dll. Sehingga berdampak buruk terhadap aktivitas dan perekonomian nasional.
'Sadar bencana' amat penting bagi penduduk yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana, seperti di pantai, lereng-lereng gunug berapi, di permukiman kumuh, di tepi tebing dengan kemiringan di atas 20 derajat, di tepi sungai, dll. Berbagai macam bencana bisa saja terjadi tanpa ada tanda-tanda awal. Sering terjadi tanda-tanda awal dipahami setelah bencana terjadi.
Korban akibat bencana alam terjadi karena ketidaktahuan tentang cara-cara melindungi diri agar terhindar dari bencana. Peringatan awal (early warning) jika akan terjadi bencana dipengaruhi banyak faktor, seperti kesiapan peralatan dan petugas serta kemungkinan rusak. Lagi pula tidak semua bencana alam bisa dipantau secara tepat dan cepat kapan akan terjadi.
Maka, yang diperlukan adalah pengetahuan tentang cara-cara melindungi diri atau menghindarkan diri dari bencana yang disebut sebagai 'sadar bencana'. Langkah yang inovatif untuk menyebarluaskan 'sadar bencana' adalah melalui siaran radio yang dibalut dengan sandiwara. Sebelum sinetron booming di televisi sandiwara radio menjadi hiburan utama bagi banyak warga.
Dari aspek komunikasi massa siaran radio ampuh dalam menyampaikan informasi karena tidak tergantug kepada kemampuan membaca (literasi) dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah daripada membeli surat kabar atau majalah. Siaran radio bisa menembus semua lapisan masyarakat dan nyaris tidak mengenal blank spot, khususnya siaran yang dipancarkan melalui gelombang AM.