Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ironis: Kondom Ditolak, Vaksin AIDS Ditunggu-tunggu

28 April 2017   16:48 Diperbarui: 23 Januari 2019   16:06 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebut-sebut kondom melegalisasi zina, mendorong orang berzina, mengajak orang melacur, dst. Padahal, dengan sunat yang dianggap kondom alam juga sama saja dengan kondom, dampaknya jauh lebih lebih parah karena sunat bukan vaksin [Sunat Vs Kondom: Sunat Juga (Bisa) Mendorong Zina dan Pelacuran].

Dengan imunitas HIV di dalam tubuh tentulah tidak ada lagi hambatan bagi yang suka melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti, seperti dengan pekerja seks komersial (PSK), selingkuhan, dll. PSK sendiri diketahui ada dua tipe, yaitu:

(1) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(2) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Maka, sunat bukan menurunkan kasus HIV  tapi meningkatkan jumlah insiden infeksi HIV baru karena kian banyak orang kelak yang tidak lagi memakai kondom. Sedangkan vaksin menurunkan insiden infeksi HIV baru tapi tidak membawa cara hidup baru dalam penyaluaran dorongan seksual. *

*Catatan: yang benar adalah vaksin HIV, tapi banyak orang yang tidak memahami berbagai aspek tentang HIV/AIDS sehingga mereka lebih mengenal AIDS sehingga judul pakai AIDS agar cepat dikenali ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun