Tanya Jawab AIDS No3/Maret 2017
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: Saya melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK) pertama kali tanpa pakai kondom. PSK itu HIV-negatif karena tiap bulan periksa ke Puskesmas. Hari-hari berikutnya saya lakukan lagi dengan PSK itu tapi pakai kondom. Lima hari dari seks yang terakhir saya flu, apakah ini gejala-gejala tertular HIV/AIDS?
Via SMS (26/8-2016)
Jawab: Pertama, status HIV seseorang hanya bisa diketahui melalui tes HIV yang sesuai dengan standar prosedur operasi yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Sedunia (WHO). Misalnya, setiap tes HIV harus dikonfirmasi. Artinya, apa pun hasil tes HIV pertama dengan reagent ELISA harus dites ulang dengan reagent lain. WHO merekomendasi tes konfirmasi bisa dengan ELISA tiga kali dengan reagent dan teknik yang berbeda.
Kedua, risiko tertular HIV melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom adalah 1:100. Dalam 100 kali hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan pengidap HIV/AIDS dengan kondisi suami atau laki-laki tidak pakai kondom setiap kali hubungan seksual ada 1 kali kemungkinan terjadi penularan. Persoalannya adalah: tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan. Bisa yang pertama, kedua, kedua puluh, bahkan yang keseratus.
Ketiga, biar pun PSK itu tiap bulan cek kesehatan ke Puskesmas itu tidak jaminan bebas HIV/AIDS karena tes HIV hanya berlaku sampai darah diambil untuk dites karena setelah tes bisa saja ybs. melakukan kegiatan yang berisiko sehingga terjadi penularan HIV/AIDS,
Keempat, tidak ada gejala-gejala, tanda-tanda atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan seseorang yang tertular HIV sebelum masa AIDS (secara statistik masa AIDS terjadi pada renang waktu antara 5-15 tahun setelah tertular HIV).
Kelima, karena Saudara sudah melakukan kegiatan seks yang berisiko tertular HIV sebaiknya segera ke Klinik VCT (tempat tes HIVsecara sukarela dengan konseling sebelum dan sesudah tes HIV) di rumah sakit umum atau puskesmas di tempat domisili Saudara. Ini akan lebih baik agar Saudara tidak was-wasa, tapi tes hanya bisa akurat jika dilakukan minimal tiga bulan setelah kegiatan seksual yang berisiko tertular HIV. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H