Potensi seni dan budaya juga ditopang oleh keindahan alam. Pemerintah sendiri menetapkan dua taman nasional di Papua, yaitu: (1)Taman Nasional Lorentz seluas 2,4 juta hektar yang merupakan taman nasional terluas di Asia Tenggara. Tahun 1999 tanam ini dijadikan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Nama taman nasional ini diambil dari nama penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz yang mengunjungi taman itu pada tahun 1909. (2) Taman Nasional Wasur di Merauke yang merupakan lahan basah yang dijuluki ‘Serengeti Papua’. Kedua taman ini masih tergolong ‘perawan’ karena banyak spesies flora dan fauna yang belum diteliti.
Pariwisata Papua bisa ‘dijual’ kalau infrastruktur di sana, terutama jalan raya dan telekomunikasi, sudah memadai. Selama ini transportasi antar daerah hanya bisa dilakukan lewat udara sehingga memerlukan ongkos yang besar. Tentu saja kondisi ini akan menjadi faktor yang menghambat pengembangan pariwisata di Papua.
Ongkos kapal terbang dari Jakarta ke Jayapura pun sangat mahal sehingga menjadi faktor lain yang menghambat pariwisata Papua. Untuk itu pemerintah perlu juga mengagas penerbangan langsung dari berbagai kota di dunia langsung ke Jayapura sehingga wisataewan tidak perlu lagi transit ke Jakarta.
Warga Papua tidak perlu kecewa karena pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla menggerakkan pembangunan dengan semboyan ‘membangun dari pinggir’. Jalan raya mulai dibangun dengan menembus hutan dan melewati jurang agar ada jaringan transportasi darat yang bisa diakses dengan biaya murah. Bahkan, Presiden Jokowi sudah mencanangkan akan membangun rel kereta api di Papua.
Seiring dengan roda pembangunan infrastruktur, maka pemerintah daerah diharapkan juga mulai berbenah dengan menggali kekayaan seni dan budaya untuk dijual ke wisatawan. *
Twitter: @infokespro
Facebook: https://www.facebook.com/syaifulwharahap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H