Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kematian Pengidap HIV/AIDS di Kota Cilegon, Banten

15 Oktober 2016   04:44 Diperbarui: 15 Oktober 2016   04:49 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam ikatan pernikahan yang sah di Kota Cilegon atau di luar Kota Cilegon dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(2) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti Kota Cilegon atau di luar Kota Cilegon dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara prempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

(3) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, Kota Cilegon atau di luar Kota Cilegon, seperti pekerja seks komersial (PSK) dan waria. PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat plus-plus, ‘artis’, ‘spg’, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Yang jadi persoalan besar adalah praktek PSK di Kota Cilegon tidak dilokalisir sehingga tidak bisa dilakukan intervensi yang efektif untuk menjangkau laki-laki yang melakukan perilaku nomor 3 (a). Celakanya lagi ketika praktek PSK tidak dilokalisir yang terjadi adalah praktek pelacuran yang melibatkan PSK tidak langsung. Ini jauh lebih sulit dijangkau karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembaran waktu.

Langkah Pemkot Cilegon, dalam hal ini Dinkes Kota Cilegon, dalam menanggulangi HIV/AIDS disebutkan: "Kami terus mengoptimalkan sosialisasi dan kampanye baik di sekolah maupun masyarakat untuk menanggulangi penyebaran virus mematikan itu."

Selama praktek PSK tidak langsung terus terjadi, maka sosialisasi tidak akan banyak artinya karena laki-laki yang ngeseks dengan PSK langsung tidak bisa dijangkau. Itu artinya insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi sehingga penyebarn HIV/AIDS di masyarakat akan jadi ‘bom waktu’ yang kelak jadi pemicu ‘ledakan AIDS’ di Kota Cilegon. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun