* Dari1.035 pengidap HIV/AIDS di Kota Sukabumi yang terdeteksi tahun 2000-2016 tercatat 74 ibu rumah tangga (2015-2016) ....
“Jumlah penderita HIV dan AIDS di kalangan ibu rumah tangga (IRT) di Kota Sukabumi cukup tinggi. Bahkan, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kalangan lainnya seperti wanita pekerja seks.” Ini lead pada berita “HIV/AIDS Paling Banyak Diderita Ibu Rumah Tangga di Sukabumi” (nasional.republika.co.id, 7/10-2016). Ada berapa hal yang luput dari perhatian terkait dengan pernyataan ini, yaitu:
Pertama, orang-orang yang terdeteksi HIV-positif dan yang sudah masuk masa AIDS (secara statistik setela tertular HIV antara 5-15 tahun) tidak otomatis menderita. Ada yang belasan tahun, bahkan 20-an tahun, sama sekali tidak menderita dan tidak mengidap penyakit selain virus HIV ada di dalam darahnya. Dengan menyebut ‘penderita HIV dan AIDS’ dikesankan orang-orang yang tertular HIV/AIDS dalam kondisi menderita. Ini amat menyakitkan bagi orang-orang yang terdeteksi HIV-positif.
PSK Tidak Langsung
Kedua, jika di Kota Sukabumi, Jawa Barat, banyak ibu rumah tangga (IRT) yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS, maka itu artinya banyak laki-laki, dalam hal ini suami, yang melakukan hubungan seksual yang berisiko tertular HIV, al.
(1) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual diK ota Sukabumi dan di luar Kota Sukabumi tanpa memakai kondom di dalam ikatan pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(2) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah di kota Sukabumi dan di luar Kota Sukabumi dengan perempuan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara prempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(3) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual di Kota Sukabumi dan di luar Kota Sukabumi dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, seperti pekerja seks komersial (PSK) dan waria. PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:
(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat plus-plus, ‘artis’, ‘spg’, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.
Ketiga, disebutkan bahwa jumlah IRT yang mengidap HIV/AIDS lebih banyak daripada pekerja seks komersial (PSK). Hal ini sangat masuk akal karena berbagai studi menunjukkan seorang PSK melayani antara 3-5 laki-laki setiap malam. Selain itu ada pula laki-laki yang menularkan HIV ke PSK (Lihat Gambar). Maka, jika di Kota Sukabumi jumlah IRT yang mengidap HIV/AIDS lebih banyak dari PSK yang idap HIV/AIDS membuktikan bahwa banyak laki-laki yang ngeseks dengan PSK. Ini fakta.