Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terdeteksi HIV/AIDS, TKW Ini Bingung Karena Suaminya Menolak Tes HIV

28 September 2016   08:25 Diperbarui: 28 September 2016   08:51 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanya Jawab AIDS No 3/September 2016

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com). Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon/Fax (021) 22864594, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977.  

*****

Tanya: Saya seorang tenaga kerja wanita (TKW). Biar pun saya bekerja di luar negeri selama dua tahun lebih, tapi saya tidak pernah melakukan hubungan seksual selama jadi TKW. Ketika kontrak saya habis, saya pulang ke kampung. Saya lanjutkan lagi kontrak kerja sebagai TKW, tapi ketika tes kesehatan disebutkan bahwa saya positif HIV. Tentu saja saya curiga ke suami. Tapi, suami saya malah marah-marah dan mengatakan dia tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan ‘perempuan nakal’. Dia mengaku menjalin hubungan dengan ‘perempuan baik-baik’ yaitu seorang janda. Saya ajak res HIV dia tambah marah. Saya bingung dari mana dapat HIV/AIDS. Saya sudah katakan ke suami tidak jadi masalah kalau hasil tes HIV nanti menunjukkan dia positif HIV.

Ny “Xz”, seorang TKW di salah satu daerah di Indonesia (via telepon, 14/9-2016)

Jawab: Tentu saja “Xz” ini bingung karena selama jadi TKW dia tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain selain suaminya. Dia pun tidak pernah menerima transfusi darah dan tidak pula pernah memakai jarum suntik secara bergantian.

Pengakuan suaminya yang mengatakan melakukan hubungan seksual dengan ‘perempuan baik-baik’ yaitu seorang janda yang bukan ‘perempan nakal’ (baca: pekerja seks komersial/PSK) menunjukkan pemahaman banyak orang yang belum tepat tentang risiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual.

Risiko seorang perempuan tertular HIV/AIDS bukan karena ‘nakal’ atau ‘tidak nakal’, tapi bagaimana perilaku seksualnya. Seorang ‘perempuan nakal’ sekalipun bisa tidak berisiko tertular HIV/AIDS kalau dia selalu melayani semua laki-laki, termasuk ‘suami’ atau pacarnya’ dengan kondisi laki-laki pakai kondom.

Sebaliknya, seorang perempuan ‘baik-baik’, seperti istri, berisiko tertular HIV/AIDS kalau perilaku seksual suaminya berisiko tertular HIV/AIDS, yaitu:

(a). Pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan kondisi tidak memakai kondom dengan perempuan yang berganti-ganti di dalam nikah (kawin-cerai, kawin kontrak, dll.) atau di luar nikah (dengan selingkuhan, dll).

(b). Pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan kondisi tidak memakai kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK, waria, dll. PSK juga dikenal ada dua kategori, yakni:

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Terkait dengan yang dialami TKW ini suaminya memang tidak ngeseks dengan PSK, tapi melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang pernah punya suami. Nah, yang jadi persoalan besar adalah tidak bisa deketahui bagaimana perilaku seksual mantan suami perempuan yang menjadi pasangan seksual suami TKW tsb.

Kalau perilaku seksual mantan suami janda yang menjadi pasangan seksual suami TKW itu artinya ‘perempuan baik-baik’ itu berisiko tertular HIV/AIDS, maka, janda itu pun berisiko pula tertular HIV/AIDS dari suaminya. Misalnya, mantan suami janda tadi pernah ngeseks dengan PSK, waria atau LSL (Lelak Suka Seks Lelaki). Itu artinya mantan suami janda itu berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Jalan terbaik adalah suami TKW mau menjalani tes HIV dengan sukarela agar TKW ini tidak kebingungan lagi. Selain itu jika hasil tes positif, dokter akan memberikan konseling tentang langkah-langkah medis agar pasangan itu tetap bisa hidup layak tanpa tekanan karena mengidap HIV/AIDS. ***

disclaimer-57eb1bda727a61c6058b456b.jpg
disclaimer-57eb1bda727a61c6058b456b.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun