Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Brrrgerak, Brrrgerak dan Brrrgerak untuk “Indonesia (yang) SeGar”

23 September 2016   09:58 Diperbarui: 23 September 2016   19:57 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok di Active Park (Sumber: www.freemagz.com)

*Dukung gerakan jalan kaki massal ke sekolah, kantor dan tempat kerja ....

Mens sana in corpore sano. Ini sebuah kalimat bijak dalam bahasa Latin yang sangat melegenda. Arti atau makna kalimat ini adalah: "Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat." Jika kesehatan jiwa seseorag baik, maka orang itu pun sehat. Sebaliknya, jika seseorang sehat, maka jiwanya pun akan sehat pula.

Yang jadi persoalan besar adalah: Bagaimana caranya agar seseorang tetap sehat dan bugar?

“Coca Cola Indonesia” sejak beberapa tahun belakangan ini melalui gerakan “Indonesia SeGar” atau (Indonesia Sehat dan Bugar) menggulirkan kampanye yang diberi nama “BRRRGERAK 30” yaitu aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari sebagai semboyan untuk menggerakkan aktivitas fisik anak bangsa menuju “Indonesia yang Sehat dan Bugar”.

Penyebab Kematian

Soalnya, bisa saja seseorang ‘sehat’ artinya tidak sedang dalam perawatan medis, tapi kondisi kebugarannya rendah. Ini terjadi, al. karena kurang gerak. Untuk itulah “Coca Cola Indonesia” mempromosikan gaya hidup yang lebih aktif lewat bergerak dengan aktivitas fisik setiap hari paling tidak selama 30 menit. Bisa jalan kaki, jalan cepat, berlari, bermain, berenang, dll. Penelitian dan studi menganjurkan agar setiap orang melakukan aktivitas fisik selama 150 menit setiap minggu atau 30 menit setiap hari. Kalau berjalan kaki paling tidak 10.000 langkah setiap hari (kompas.com, 5/11-2015),

Aktivitas fisik (bergerak) sangat penting bagi tubuh sebagai bagian dari metabolisme tubuh yang bisa menjaga kesehatan agar terhidnar dari penyakit jantung dan stroke. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Global Health Risk: Mortality and Burden of Disease Attributable to Selected Major Risk menyebutkan bahwa aktivitas fisik yang rendah merupakan faktor penyebab kematian peringkat ke-4 setelah tekanan darah tinggi, merokok, dan kadar gula darah yang tinggi (kompas.com, 5/11-2015). 

Kalangan ahli memperkirakan dampak buruk jika badan kurang bergerak menyebabkan kematian lebih dari 5 juta per tahun, sebanding dengan kematian akibat merokok yang disebut WHO mencapai 6 juta per tahun. Sebuah studi terhadap satu juta orang menemukan bahwa tidak aktif secara fisik dapat menimbulkan kerugian ekonomi global sebanyak  67,5 miliar dolar AS per tahun untuk biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas, namun berolahraga satu jam per hari dapat menghilangkan sebagian besar biaya tersebut (VOA Indonesia, 29/7-2016).

Kalangan ahli memperkirakan dampak buruk jika badan kurang bergerak menyebabkan kematian lebih dari 5 juta per tahun, sebanding dengan kematian akibat merokok yang disebut WHO mencapai 6 juta per tahun. Sebuah studi terhadap satu juta orang menemukan bahwa tidak aktif secara fisik dapat menimbulkan kerugian ekonomi global sebanyak  67,5 miliar dolar AS per tahun untuk biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas, namun berolahraga satu jam per hari dapat menghilangkan sebagian besar biaya tersebut (VOA Indonesia, 29/7-2016).

Gaya hidup sekarang juga menjadi salah satu faktor yang membuat pergerakan tubuh berkurang. Sarana trasnportasi di perkotaan bahkan di kota kecil dan pedesaan membuat banyak orang memilih naik kendaraan bermotor daripada jalan kaki atau naik sepeda. Itulah sebabnya kian banyak penduduk di pedesaan yang mengidap penyakit diabetes karena kurang gerak. Dulu petani jalan kaki atau menggenjot sepeda ke ladang atau ke sawah. Mencangkul. Sekarang petani naik motor. Mengolah lahan dengan traktor. Membawa hasil bumi dengan kendaraan bermotor. Kondisinya kian parah karena makanan cepat saji, makanan berlemak dan berkadar garam tinggi juga sudah ada di kota-kota kecil sehingga warga dari desa pun bisa mencicipi makanan yang tidak sehat itu.

Maka, ajakan “Coca Cola Indonesia” agar masyarakat bergerak dengan jargon “Indonesia SeGar” (Sehat dan Bugar) menjadi penting karena ancaman penyakit karena kurang gerak yang sudah menghantui kehidupan masyarakat di desa dan di kota.

Banyak orang yang menganggap dengan ‘membakar’ kalori melalui olahraga atau fitness sepulang kerja sudah cukup. Padahal, ini bukan bagian dari gerak tubuh yang diharapkan menjadi motor metabolisme tubuh.

Kegiatan anak-anak di Finlandia (Sumber: www.visithelsinki.fi)
Kegiatan anak-anak di Finlandia (Sumber: www.visithelsinki.fi)
Finlandia, sebuah negara di semenanjung Skandinavia, Eropa, dikenal di dunia karena melahirkan anak-anak yang sehat-sehat dan bugar serta menghasilkan nilai akademis terbaik di kalangan negara-negara maju. Negeri itu mendorong anak-anak menghabiskan waktu  sedikit-dikitnya tiga jam sehari untuk kegiatan fisik (BBC Indonesia, 9/9-2016). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Finlandia, Sanni Grahn-Laasonen, mengatakan bahwa kebugaran dan prestasi di bidang pendidikan warga Findalia bukanlah hal yang kebetulan. Kegiatan fisiklah yang menyumbangkan kebugaran itu dan menyumbangkan kebahagiaan bagi anak-anak sebagai modal untuk mengembangkan kemampuan anak-anak danal berinteraksi secara sosial. Grahn-Laasonen mengatakan: "Ketika anak-anak latihan fisik bersama, mereka juga mengembangkan ketrampilan berinteraksi dan berhubungan secara sosial dan itu sehat.”

Tentu saja kondisi itu berbanding terbalik dengan Indonesia. Sarana dan prasarana untuk kegiatan fisik, bahkan untuk berjalan kaki, nyaris tidak tersedia di Indonesia. Lapangan hijau untuk bermain dan berolahraga tidak ada lagi yang tersisa karena dijadikan permukinan dan kegiatan bisnis. Trotoar jadi tempat parkir dan pedagang kaki lima. Bahkan, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, ada pos polisi di trotoar yaitu di dekat Mal Kelapa Gading.

Tidak perlu lagi ada keragu-raguan terhadap manfaat bergerak. “Setiap hari saya jalan kaki 30 menit dan itu menurunkan berat badan saya,” kata Winny Soendaroe, Communication Manager “Coca-Cola Indonesia”, pada acara “Kompasiana Nangkring bersama Coca-Cola Indonesia” dengan tema “Olah Tubuh yang Menyenangkan” di Swiss-Belhotel Pondok Indah, Jakarta Selatan (25/8-2016).

Gerakan Massa Jalan Kaki

Studi ini membuktikan manfaat bergerak, dalam hal ini berlari. Studi yang dipublikasikan oleh “Journal of American College of Cardiology” menemukan, bahwa berlari intensitas rendah selama lima sampai 10 menit sehari dapat memperpanjang hidup selama beberapa tahun, dibandingkan dengan tidak berjalan sama sekali. Hal ini menunjukkan, bahwa aktivitas sehat sekecil apapun tetap bermanfaat untuk tubuh kita (kompas.com, 9/9-2016). Sebuah studi di Denmark pada tahun 2013 menyarankan Anda rutin berjalan kaki selama 2,5 jam seminggu untuk hasil maksimum umur yang lebih panjang.

“Coca Cola Indonesia” sendiri membantu perbaikan taman dan lapangan untuk bermain yang sudah dimulai dari Jakarta. Program ini didukung sepenuhnya oleh Pemprov DKI Jakarta yang dimotori oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab dipanggil Ahok, dengan meluncurkan program Active Park di Taman Tebet, Jakarta Selatan   (15/6-2014). Melalui program ini, “Coca Cola Indonsia” akan menambah sarana olahraga luar ruang (outdoor gym) di taman-taman kota. Berbagai fasilitas latihan fisik dan olahraga seperti peralatan cardio, upper body workout, lower body workout, core muscle exercise, serta lapangan bulu tangkis akan ditempatkan secara permanen guna mendorong masyarakat Jakarta agar menerapkan gaya hidup yang aktif lewat berolahraga dan melakukan latihan fisik di taman (areamagz.com, 19/6-2014).

Ahok di Active Park (Sumber: www.freemagz.com)
Ahok di Active Park (Sumber: www.freemagz.com)
Tentu saja tidak cukup kalau hanya dengan dukungan Ahok semata, apalagi untuk Indonesia. Maka, perlu ada gerakan massal jalan kaki ke sekolah, ke kantor dan ke tempat kerja. Misalnya, dimulai sekali seminggu, kemudian dua kali sepekan, dst. Petani pun diajak untuk kembali menggoyes sepeda atau melangkahkan kaki ke ladang dan sawah.

Murid-murid sekolah yang tinggal dengan radius 2 km dari sekolah dianjurkan agar jalan kaki dengan dipandu guru. Artinya, guru yang tinggal di radius 2 km jadi pemandu murid-murid berjalan kaki ke sekolah. Jarak ini ditempuh 30 menit dengan berjalan kaki. Ini sudah cukup karena dilakukan lima kali seminggu sehingga total ada 150 menit.

Konsekuensinya adalah pemerintah memperbaiki sarana, seperti trotoar, dan mengeluarkan aturan agar kecepatan kendaraan bermotor yang dilalui pejalan kaki berjalan dengan kecepatan 10 km/jam.

Hanya dengan jalan kaki, lari atau bermain dengan durasi 30 menit setiap hari tidak perlu lagi harus jadi anggota klub kebugaran tubuh, seperti gym, klub senam atau fitness centre karena kegiatan olah fisik dilakukan di alam terbuka secara gratis. Hal ini juga membuat seseorang tidak perlu lagi diet keras hanya untuk mengurangi berat batan karena kalau memaksakan diri diet keras, dan olahraga bukan kebugaran yang didapat, tapi penyakit. ***

Twitter: @infokespro

Facebook: https://www.facebook.com/syaifulwharahap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun