Banyak orang yang menganggap dengan ‘membakar’ kalori melalui olahraga atau fitness sepulang kerja sudah cukup. Padahal, ini bukan bagian dari gerak tubuh yang diharapkan menjadi motor metabolisme tubuh.
Tentu saja kondisi itu berbanding terbalik dengan Indonesia. Sarana dan prasarana untuk kegiatan fisik, bahkan untuk berjalan kaki, nyaris tidak tersedia di Indonesia. Lapangan hijau untuk bermain dan berolahraga tidak ada lagi yang tersisa karena dijadikan permukinan dan kegiatan bisnis. Trotoar jadi tempat parkir dan pedagang kaki lima. Bahkan, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, ada pos polisi di trotoar yaitu di dekat Mal Kelapa Gading.
Tidak perlu lagi ada keragu-raguan terhadap manfaat bergerak. “Setiap hari saya jalan kaki 30 menit dan itu menurunkan berat badan saya,” kata Winny Soendaroe, Communication Manager “Coca-Cola Indonesia”, pada acara “Kompasiana Nangkring bersama Coca-Cola Indonesia” dengan tema “Olah Tubuh yang Menyenangkan” di Swiss-Belhotel Pondok Indah, Jakarta Selatan (25/8-2016).
Gerakan Massa Jalan Kaki
Studi ini membuktikan manfaat bergerak, dalam hal ini berlari. Studi yang dipublikasikan oleh “Journal of American College of Cardiology” menemukan, bahwa berlari intensitas rendah selama lima sampai 10 menit sehari dapat memperpanjang hidup selama beberapa tahun, dibandingkan dengan tidak berjalan sama sekali. Hal ini menunjukkan, bahwa aktivitas sehat sekecil apapun tetap bermanfaat untuk tubuh kita (kompas.com, 9/9-2016). Sebuah studi di Denmark pada tahun 2013 menyarankan Anda rutin berjalan kaki selama 2,5 jam seminggu untuk hasil maksimum umur yang lebih panjang.
“Coca Cola Indonesia” sendiri membantu perbaikan taman dan lapangan untuk bermain yang sudah dimulai dari Jakarta. Program ini didukung sepenuhnya oleh Pemprov DKI Jakarta yang dimotori oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab dipanggil Ahok, dengan meluncurkan program Active Park di Taman Tebet, Jakarta Selatan (15/6-2014). Melalui program ini, “Coca Cola Indonsia” akan menambah sarana olahraga luar ruang (outdoor gym) di taman-taman kota. Berbagai fasilitas latihan fisik dan olahraga seperti peralatan cardio, upper body workout, lower body workout, core muscle exercise, serta lapangan bulu tangkis akan ditempatkan secara permanen guna mendorong masyarakat Jakarta agar menerapkan gaya hidup yang aktif lewat berolahraga dan melakukan latihan fisik di taman (areamagz.com, 19/6-2014).
Murid-murid sekolah yang tinggal dengan radius 2 km dari sekolah dianjurkan agar jalan kaki dengan dipandu guru. Artinya, guru yang tinggal di radius 2 km jadi pemandu murid-murid berjalan kaki ke sekolah. Jarak ini ditempuh 30 menit dengan berjalan kaki. Ini sudah cukup karena dilakukan lima kali seminggu sehingga total ada 150 menit.
Konsekuensinya adalah pemerintah memperbaiki sarana, seperti trotoar, dan mengeluarkan aturan agar kecepatan kendaraan bermotor yang dilalui pejalan kaki berjalan dengan kecepatan 10 km/jam.
Hanya dengan jalan kaki, lari atau bermain dengan durasi 30 menit setiap hari tidak perlu lagi harus jadi anggota klub kebugaran tubuh, seperti gym, klub senam atau fitness centre karena kegiatan olah fisik dilakukan di alam terbuka secara gratis. Hal ini juga membuat seseorang tidak perlu lagi diet keras hanya untuk mengurangi berat batan karena kalau memaksakan diri diet keras, dan olahraga bukan kebugaran yang didapat, tapi penyakit. ***