Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prostitusi Anak: Seks Anal Tidak Otomatis Hanya Dilakukan oleh Gay

3 September 2016   21:00 Diperbarui: 4 September 2016   07:19 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait dengan hubungan seksual yang dilakukan terhadap bayi dan anak-anak adalah:

(1) Infantofilia yaitu laki-laki dewasa yang menyalurkan dorongan seksual dengan bayi dan anak-anak umur 0-7 tahun. Ini termasuk parafilia yaitu orang-orang yang menyalurkan dorongan seksual dengan cara yang lain (Parafilia: Menyalurkan Dorongan Hasrat Seksual “Dengan Cara yang Lain”). Di Indonesia sudah ada 52 kasus yang ditangani polisi dengan korban yang paling kecil umur 9 bulan (di Duren Sawit, Jakarta Timur). Korban tewas. Begitu juga di Bogor perempuan umur 2,5 tahun juga tewas di tangan pelaku infantofilia.

(2) Paedofilia yaitu laki-laki dewasa yang menyalurkan dorongan seksual dengan anak-anak laki-laki dan perempuan umur 7-12 tahun dengan cara-cara yang ‘elegan’, yaitu menjadikan korban sebagai anak angkat, anak asuh, ponakan angkat, sampai jadi istri. Ini juga termasuk parafilia. Kasus yang sampai ke polisi 50-an.

(3) Cougars yaitu perempuan dewasa yang menyalurkan dorongan seksual dengan ‘membujuk’ anak-anak dan brondong melakukan hubungan seksual. Yang ini pun parafilia. Kasus terjadi di Kota Bengkulu. Pelaku dihukum delapan tahun penjara.

(4) Sodomi yaitu pelacuran atau perkosaan terhadap anak-anak di bawah umur laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara seks anal.

Jika disimak kasus yang terjadi di Cipayung, Bogor, Jawa Barat, yang dibongkar polisi (30/8-2016) lebih tepat disebut sebagai sodomi yaitu pelacuran anak-anak dalam hal ini anak-anak laki-laki.

Kalangan gay menyalurkan dorongan seksual dengan pasangan yang dijalin atas dasar percintaan. Sedangkan kaum paedofilia tidak melakukan kekerasan.

Selama ini terjadi streotype (ungkapan atau gagasan yang terlalu sering dipakai) bahwa seks anal identik dengan gay. Padahal, pasangan suami-istri pun ada yang melakukan seks anal. Bahkan, yang berpacaran pun ada yang menghindari kehamilan dengan melakukan seks anal.

Satu hal yang pantas diprihatinkan adalah pada seks anal, jika tidak memakai kondom, risiko menularkan dan tertular HIV/AIDS sangat besar karena terjadi perlukaan di anus. Itulah sebabnya kian banyak istri yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS karena bisa jadi suami mereka melakukan seks anal dengan waria atau dengan laki-laki yang dikenal sebagai LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki).

Kalau ada laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan anak-anak tsb. mengidap penyakit-penyakit menular seksual, seperti kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), virus hepatitis B, dan HIV/AIDS, maka anak-anak itu pun berisiko tertular penyakit-penyakit tsb. Selanjutnya laki-laki lain yang melakukan seks anal dengan anak-anak itu bisa tertular salah satu dari penyakit tsb., bisa juga beberapa sekaligus.

Laki-laki yang menularkan penyakit dan HIV/AIDS ke anak-anak tsb. jadi mata rantai penyebaran penyakit tsb. dan HIV/AIDS di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun