Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspada, Virus Zika Sudah Sampai di Singapura

29 Agustus 2016   08:19 Diperbarui: 31 Agustus 2016   17:02 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, ada kemungkinan ‘nasib’ pengidap virus Zika akan sama dengan pengidap HIV/AIDS karena ada kesamaan cara penularan. Pada kasus HIV/AIDS penularan melalui hubungan seksual selalu dikaitkan dengan pelacuran, zina, perselingkuhan, dll., walaupuan hal ini tidak benar.

Maka, amatlah beralasan kalau kemudian pemerintah menjalankan program pencegahan di hulu yaitu menerapkan seks aman pada praktek pelacuran yang melibatkan warga Singapura di Riau dan Kepuluan Riau. Cewek-cewek dari Indonesia pun ada yang ‘bekerja’ sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Singapura secara gelap.

Tentu saja pembelakan kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), terutama tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Singapura agar mereka melindungi diri agar tidak tertular virus Zika.

Yang dikhawatirkan pemerintah akan memakai budaya, moral dan agama sebagai ‘benteng’ mencegah penyebaran virus Zika seperti halnya terhadap HIV/AIDS. “Bangsa kita berbudaya, bermoral tinggi, dan agamis.”

Jargon-jargon itulah dahulu yang dikumandangkan oleh banyak kalangan, termasuk pejabat setingkat menteri, untuk menampik kemungkinan HIV/AIDS merebak di Indonesia. Soalnya, semua bangsa dan negara di muka bumi ini mempunyai budaya, moral dan keyakinan.

Apa yang terjadi kemudian terkait dengan HIV/AIDS?

Dengan jumlah kasus kumulatif yang mendekati angka 300.000, tepatnya 276.511 per 31 Maret 2016, Indonesia menjadi negara ketiga di Asia setelah Cina dan India sebagai negara yang paling cepat pertambahan kasus HIV/AIDS. Dana APBN tersedot untuk membeli obat antiretroviral (ARV), penanggulangan HIV/AIDS pun mangkrak karena tidak ada lagi donor asing yang memberikan ‘sedekah’ untuk penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

Akankah pemerintah akan mengulangi kecerobohan yang sama pada penanggulangan penyebaran virus Zika? Kita tunggu langkah konkret pemerintah mencegah penyebaran virus Zika di Indonesia. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun