Tanya Jawab AIDS No3/Agustus 2016
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com). Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) Fax: 021.22864594, (3) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (4) SMS 08129092017, dan (5) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: Apakah seks oral bisa terjadi penularan HIV atau IMS jika dilakukan dengan orang sehat?
Via SMS (16/8-2016)
Jawab: Pertama, sehat. Ini sangat subjektif karena selama tidak sedang berobat atau dirawat di rumah sakit bisa disebut sehat. Kedua, tidak ada kaitan langsung antara sehat dan mengidap IMS [infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (seks vaginal, seks anal dan seks oral), seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, klamidia, jengger ayam, herpes genitalis, virus hepatitis B, dll.] serta HIV/AIDS. Bisa saja orang-orang yang mengidap IMS dan HIV/AIDS atau kedua-duanya tampak sehat-sehat saja.
Pengidap HIV/AIDS sama sekali tidak menunjukkan gejala-gejala, ciri-ciri atau tanda-tanda yang khas HIV/AIDS pada fisik mereka. Tapi, mereka bisa menularkan HIV al. melalai darah (tranfusi) dan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Risiko penularan HIV melalui seks oral sanga rendah. Di Indonesia belum ada kasus HIV/AIDS yang dilaporkan dengan faktor risiko seks oral. Tapi, penularan penyakit lain, seperti IMS bisa saja terjadi dan sudah ada kasus IMS melalui seks oral (fellatio yaitu penis masuk ke mulut dan cunnilingus yaitu lidah ke vagina) di rongga mulut.
HIV ada di dalam air mani laki-laki dan cairan vagina perempuan. Kencing nanah dan raja singa ada infeksi di penis dan vagina.
Maka, pada seks oral rongga mulut akan menampung air mani yang mengidap HIV/AIDS pada fellatio dan melewati kerongkongan jika ditelan, serta lidah akan bersentuhan langsung dengan cairan vagina yang terkontaminasi dengan HIV/AIDS pada cunnilingus. Lalu, bibir dan rongga mulut perempuan pun akan bersentuhan langsung dengan penis yang ada infeksi kencing nanah atau raja singa.
Yang jelas Saudara tidak bisa menjamin yang mengoral, laki-laki atau perempuan, tidak mengidap HIV/AIDS atau IMS atau dua-duanya sekaligus hanya dengan berpatokan bahwa orang tsb. (tampak) sehat.
Beberapa penyakit IMS ada gejala atau infeksi pada alat kelamin, seperti sifilis dan GO, tapi hepatitis B sama sekali tidak ada gejala atau infeksi pada alat kelamin. Maka, jangan berpatokan pada ‘kelihatan sehat’ karena IMS dan HIV/AIDS hanya bisa diketahui dengan pasti melalaui tes di laboratorium medis. *** [AIDS Watch Indonesia] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H