Bottom-Up
Dengan semboyan “we build people before we build products”(membangun manusia sebelum membuat produk)Toyota Indonesia yakin bahwa mengembangkan kapasitas karyawan adalah modal utama sebelum karyawan membuat produk. Dengan cara ini mutu karyawan, perusahaan dan produk akan terjaga sehingga memenuhi standar.
Salah satu langkah untuk mendukung QCC, seperti dikatakan oleh Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN, latar belakang aktivitas QCC adalah proses perbaikan di Toyota yang selalu berusaha memperkuat ide bottom-up fokus pada perbaikan proses serta partisipasi aktif dari setiap karyawan dalam proses perbaikan. “Tujuan utama QCC adalah bagaimana perusahaan meningkatkan partisipasi karyawan untuk memperbaiki lingkungan kerjanya sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan senang, mudah, dan ringan yang akanberdampak pada keselamatan kerja, produktivitas, dan kualitas produk,” tutur Warih (antaranews.com, 12/12-2015).
Jika ditarik ke pemerintahan, maka QCC perlu menampilkan sosok pemimpin yang merakyat dengan mau turun ke bawah. Presiden Joko Widodo, seperti disebutkanoleh James, sudah memberikan contoh konkret melalui kegiatan blusukan. Hanya saja karena persoalan yang besar dan banyak intensitas blusukan pun berkurang.
“Pada pelaksanaan QCC di Toyota Indonesia, semua karyawan dan manajemen harus dapat menjadi engineer, sekaligus harus bisa menjadi trainer atau pelatih. Dengan demikian, semua orang juga dapat mentransfer pengalaman dan pengetahuan kepada karyawan-karyawan muda yang baru masuk dan belum paham mengenai QCC.” (halaman 52).
Dalam kegiatan perusahaan respect for peoplememberikan kesempatan kepada karyawan Toyota agar aktif memberikan ide-ide brilian untuk perbaikan mutu dan kinerja perusahaan. Sedangkan continuous improvementmerupakan wujud Kaizen yaitu ada upaya perbaikan yang terus-menerus yang melibatkan seluruh komponen perusahaan di seluruh sektor dan lini operasional.
“Beberapa teknik QCC yang dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan QCC seperti brainstorming, pendekatan why-why-why, penggunaan diagram affinity, menghilangkan 3M, mempertajam masalah dengan pendekatan 5W2H, mencermati berbagai kemungkinan dengan 4HMIE, serta mengadakan pertemuan dan presentasi. ....” (halaman 128).
Toyota Berbagi
QCC memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan meningkatkan kapabilitas individu dan menjadi bagian dari tim yang kuat, membentuk pola pikir engineeruntuk melihat dan melakukan perbaikan yang kreatif dan inovatif, serta sarana transfer keahlian .
Maka, Kaizen yang diimplementasikan dalam QCC tidak hanya untuk perusahaan besar otomotif, tapi juga perusaan kecil dan menengah. Misalnya, mengubah perilaku karyawan. Dalam sebuah studi menghemat air di toilet pada perusahaan kecil saja bisa mencapai Rp 12 juta/tahun. Soalnya, studi tadi menemukan karyawati selalu menekan flush (tombol untuk menyiram toilet) dua kali. Bahkan, kedua tombol yang kecil dan besar ditekan sekaligus ketika selesai buang air kecil. Ini terjadi karena ada karyawati yang tidak percaya ciri bahwa dengan menekan sekali saja toilet sudah bersih. Dalam kaitan inilah, Abdul Mukti, QCC Expert, mengatakan ide-ide yang kecil saja sangat bermanfaat bagi perusahan. Bahkan, ada ide untuk memberikan warna berbeda pada dua tombol. Misalnya, hijau untuk tombol kecil yang ditekan jika buang air kecil, dan warna merah pada tomboh besar.