Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yuk ke "Festival Kuliner Ngabuburit” di La Piazza Kelapa Gading!

18 Juni 2016   10:52 Diperbarui: 18 Juni 2016   14:35 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke manakah gerangan Anda mengayunkan langkah untuk ngabuburit menunggu bedug maghrib sebagai tanda berbuka puasa di Bulan Suci Ramadhan ini?

Ya, pilihan yang tepat kalau Anda memilih tempat berbuka puasa di La Piazza Kelapa Gading, Jakarta Utara, karena di sana ada Festival Kuliner Ngabuburit yang hadir mulai tanggal 10 - 26 Juni 2016. “Tempat ini memang pas untuk berbuka puasa,” kata seorang perempuan setengah baya dari Kaltim sambil menyatap hidangan berbuka puasa. Di sela-sela kegiatannya bersama suami mereka menyempatkan diri berbuka di La Piazza.

Tentu saja pengunjung tadi tidak mengada-ada karena sebagai salah satu lifestyle center di Jakarta, La Piazza Kelapa Gading memberikan persembahan yang sangat spesial di bulan penuh berkah ini melalui event benama Festival Kuliner Ngabuburit yang menyajikan hiburan menjelang bedug dan menyediakan 49 jenis makanan yang beragama dengan menu lezat dari berbagai daerah di Indonesia dan minuman serta minuman dan makanan khas Timur Tengah. 

Ada Nasi Goreng Rempah Mafia, Sate Buntel Polaris Khas Solo, Risol Setan, Woku, Mie Atjeh, Rawon Merah Surabaya. Dari Timur Tengah ada nasi kebuli dan kambing guling. Minuman ada es campur jelly Acen, es kelapa muda butir, es krim, dll.

Dengan berbekal dua kartu debet yang diberikan pengelola perburuan minuman dan makanan pun dimulai sambil menunggu bedug. Yang pertama tentulah mencari pelepas dahaga. Ada minuman botol, mulai dari air mineral sampai teh. Ah, kurang pas. Cari lagi. Ada es campur khas Medan, jus, dll. Tapi, ini pun tidak menggugah selera. Nun, di sana ada kepala muda. Nah, ini baru cocok. Tanpa tambahan pemanis air kelapa tentu saja akan membasuh rongga mulut dan kerongkongan. Kartu digesek. Sembilan belas ribu rupiah.

Dok Rahab Ganendra
Dok Rahab Ganendra
Di meja sudah ada sebutir kelapa muda. Sekarang cari makanan berbuka. Ada stan yang khusus jual kurma dengan harga mulai dari Rp 50.000 – Rp 550.000 per kilogram. “Oh, ini kurma Nabi,” kata Piya yang jaga di toko “Syarifah Banun” tentang kurma hitam yang harganya ratusan ribu itu. Gadis turunan India yang bercita-cita jadi dokter ini menjelaskan satu per satu jenis kurma, mulai dari asal negara, rasa dan harganya. “Saya, sih, suka makan kurma ini,” ujar Piya sambil menunjuk kurma yang bertangkai. Kurma itu dari Tunisia harganya Rp 250.00/Kg.

Perburuan berlanjut. Ada nasi goreng. Nasi kebuli. Ada pula woku makanan khas Manado. Di sana ada nasi goreng rawon. Jalan lagi. Eh, ketemu ketupat sayur. Nah, ini dia. Ada nasi dan lauk-pauk. Ketupat dicampur sambal ketang-ati dengan sayur labu dan kerecek. Komplet.

Tinggal menunggu bedug. Di panggung ada anak-anak pesantren yang mengikuti lomba tausiah. Diselingi dengan musik dan lagu khas berirama Timur Tengah. Pengunjung kian ramai. Puluhan meja pun sudah penuh. Masing-masing dengan minuman dan makanan kesukaan di atas meja. Waktu menjelang bedug rasanya sangat lama. Padahal, tinggal belasan menit lagi.

Suasana tidak menjemukan karena ada hiburan dan bercengkerama dengan teman sesama blogger Kompasiana yang tergabung dalam komunitas ‘KPK’ (Kompasianer Penggila Kuliner) yang juga sudah mendapatkan minuman dan makanan kesukaan masing-masing. Taufik, misalnya, membeli nasi bakar dengan lauk-pauknya. 

Ada pula yang membeli sate ayam. Nasi kebuli. Woku, dll. Dari 25 kompasianer ‘KPK’ masing-masing membeli makanan yang berbeda. Ini menunjukkan betapa beragamnya minuman dan makanan yang disajikan dalam Festival Kuliner Ngabuburit ini.

Dok Rahab Ganendra
Dok Rahab Ganendra
Kompasianer saling memotret minuman dan makanan untuk diunggah di Facebook ata Whatsapp. “Boleh, ya, Bang, saya foto,” pinta seorang Kompasianer sambil menyorotkan lensa ponselnya ke ketupat sayur. Minuman dan makanan pun diatur posenya agar lebih keren kalau diunggah. Tak ketinggalan kartu debet khas Festival Kuliner Ngabuburit juga dijadikan ‘hiasan’ minuman dan makanan ketika dipotret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun