Tentu saja tidak bisa dijamin.
Maka, biar pun pada tanggal tertentu semua penduduk Kab Lanny Jaya menjalani tes HIV itu bukan kondisi ril kasus pengidap HIV/AIDS karena: (a) Ada yang masih di masa jendela, dan (b) Setelah tes HIV ada lagi yang akan tertular HIV
Itu artinya Pemkab Lanny Jaya harus melakukan tes HIV secara rutin. Ini jelas menguras dana dan tenaga yang sama sekali tidak bisa menanggulangi insiden infeksi HIV baru.
Disebutkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya, Christian Sohilait: "Ada KPA, ada PMI, ada WFI, dan ini kita digenjot terus, karena yang kita lakukan adalah untuk membongkar jumlah pengidap HIV AIDS yang pasti."
Kasus HIV/AIDS yang ‘dibongkar’ hanya warga yang sudah tertular HIV lebih dari tiga bulan. Sedangkan warga yang berada pada masa jendela, hasil tes HIV negatif, akan menjadi penyebar HIV secara horizontal, al. melalui hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam dan di luar nikah. Selain itu setelah tes HIV ada lagi penduduk yang tertular.
Untuk ‘membongkar’ kasus HIV/AIDS yang ‘tersembunyi’ di masyarakat bukan dengan melakukan tes HIV terhadap semua warga, tapi melalui cara-cara yang komprehensif dengan menerapkan sistem. Misalnya, pasien TBC, pengidap sifilis, dan pengidap GO diwajibkan tes HIV ketika mereka berobat. Suami ibu rumah tangga yang hamil diwajibkan konseling dan tes HIV.
Cara yang sistematis itulah yang bisa ‘membongkar’ kasus HIV/AIDS yang ada di masyarakat, dan secara bersamaan ada pula program pencegahan di hulu yaitu menurunkan insiden infeksi HIV pada laki-laki dewasa melalui program ‘wajib kondom’ bagi laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK.
Di bagian lakin Sohilait mengatakan: "Kami mau membongkar dulu jumlah pengidap HIV/AIDS ini, karena menurut kami dengan kita bongkar, dan kita bisa ketahui jumlah pastinya, maka akan mudah untuk mengisolasi atau melakukan penekanan jumlahnya lagi.”
Jumlah pengidap HIV/AIDS yang disebut Sohilait pasti itu hanya pada saat dilakukan tes HIV. Selain yang berad pada masa jendela, setelah tes HIV tetap saja ada lagi warga yang tertular HIV yaitu warga yang melakukan perilaku berisiko, yaitu:
(1) pernah atau sering melakukan hubungan seskual dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti, dan
(2) pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom dengan seseorang yang sering ganti-ganti pasangan, seperti PSK dan waria.