Seperti dilaporkan “VOA Indonesia” ada perempuan yang hamil muda takut naik angkutan umum karena ada risiko keguguran, maklum, “Karena banyak guncangan dan sulit membuat orang memberikan tempat duduk,” kata Ock Si-yoon, perempuan berumur 33 tahun itu.
Apakah kondisi itu dipahami oleh perempuan dan laki-laki?
Tentu saja karena infomasi tentang berbagai aspek kesehatan sudah tersebar luas, bahkan melalui ponsel yang mereka pegang. Tapi, karena tingkat intoleransi yang tinggi membuat banyak penumpang mengabaikan hal itu dan memilih masa bodo serta pura-pura tidak paham.
Karena ada kepentingan dan kondisi yang saling terkait yang memungkinkan kerugian di satu pihak dan penyalahgunaan hak di lain pihak, maka tidak ada pilihan lain bagi PT KAI dan Transjakarta selain memakai cara yang diterapkan di Kota Busan itu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H