Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Warga di Natuna Kian Berisiko Tertular HIV/AIDS

4 Juni 2016   15:10 Diperbarui: 4 Juni 2016   15:15 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanggulangan HIV/AIDS tidak bisa menunggu sampai masyarakat mempunyai wawasan tentang HIV/AIDS karena dalam kurun waktu proses mencapai wawasan itu sudah terjadi penularan karena ada penduduk yang melakukan perilaku berisko.

Maka, yang diperlukan adalah intervensi terhadap PSK dan laki-laki ‘hidung belang’ agar PSK tidak melayani laki-laki ‘hidung belang’ yang tidak memakai kondom. Ini hanya bisa dilakukan terhadap PSK langsung jika mereka dilokalisir.

Di bagian lain disebutkan pula: Dinas kesehatan sambungnya (Hikmat Aliansyah, Kabid Penyehatan Masyarakat, Dinkes Natuna), akan melakukan swipping melakukan pemeriksaan kesehatan kalangan resiko tinggi, salah satu kalangan penyebar penyakit HIV/AIDS. Sejak menjamurnya tempat hiburan malam remang-remang di Natuna tanpa adanya larangan pemerintah daerah.

Nah, ketika Dinkes Natuna menemukan cewek penghibur atau PSK yang mengidap HIV/AIDS melalui sweeping itu artinya cewek itu sudah menyebarkan HIV/AIDS ke puluhan sampai ratusan bahkan ribuan laki-laki. Berbagai studi menyebutkan seorang PSK atau cewek penghibur bisa melayani 3-5 laki-laki setiap malam.

Yang jadi persoalan besar bukan cewek penghibur dan PSK, tapi pada laki-laki yang sudah melakukan hubungan seksual dengan cewek penghibur atau PSK atau kedua-duanya. Laki-laki tsb. berisiko tertular HIV/AIDS.

Laki-laki yang tertular HIV/AIDS itu dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami, pacar atau selingkuhan sehingga mereka jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Maka, selain penanggulangan di hulu yaitu program intervensi kondom langkah yang diperlukan adalah program yang bisa mendeteksi penduduk yang sudah tertular HIV/AIDS tanpa melawan hukum dan melanggar hak assasi manusia (HAM).

Tanpa program yang konkret, penyebaran HIV/AIDS di Natuna akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. *** [AIDS Watch Indonesia] ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun