Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rencana Keuangan, Pilih Investasi yang Aman dan Bikin Hidup Nyaman

15 Mei 2016   22:16 Diperbarui: 15 Mei 2016   22:33 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: boomerbaggage.com)

Soal risiko jadi pertimbangan banyak orang sehingga mereka memilih investasi pada barang tidak bergerak, seperti tanah, rumah dan emas. Dalam keseharian tabungan, deposito dan emas merupakan piliha karena mudah diambil.

Tapi, satu hal yang tidak dipikirkan adalah tabungan dan deposito akan ‘termakan’ inflasi. Uang dengan nilai nominal Rp 100.000 sekarang tentu nilainya akan berbeda lima atau sepuluh tahun yang akan datang. “Inflasi adalah musuh yang tidak nyata,” kata Satrio Wicaksono, Assistant Financial Planner Tatadana, mengingatkan.

Dalam mengelola keuangan Satrio mengingatkan agar memperhatikan pola belanja. Secara teoritis jika memakai siste kredit, maka besaran utang tidak boleh lebih dari sepertiga gaji atau upah tetap. Tapi, utang untuk cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) tidak termasuk pola belanja yang konsumtif karena kelak rumah yang dicicil itu akan menjadi aset.

Agar dana yang diterima efektif, maka perlu dibuat pola pengeluaran yaitu untuk tabungan 10 persen, keperluan rumah tanggal 40 persen, cicilan dan hutang 30 persen, serta untuk pribadi 20 persen. Satrio juga mengingatkan agar ada  dana darurat yang tersedia yaitu 3 kali pengeluaran bulanan rutin. Jika ada istri dan anak-anak, maka dana darurat minimal 12 kali pengeluaran bulanan.

Karena hasil tabungan dan deposito akan berhadapan dengan inflasi, Satrio menawarkan investasi lain dengan hasil yang lebih besar. Memang, investasi dengan hasil yang lebih besar tapi dengan tingkat risiko yang besar pula, seperti saham. Keuntungannya jauh di atas bunga tabungan dan deposito, tapi “Tidak ada jaminan,” ujar Satrio.

Tentu saja bagi sebagian orang untung yang diharapkan besar akan mengalahka risiko yang besar yang akan dihadapi. Tapi, bagi yang lain memikirkan risiko yang besar bisa bikin tidur tidak nyenyak dan pikiran kacau walaupun ada harapan dapat untung yang lebih besar. Satrio kembali mengingatkan, “Pilihlah cara yang aman dan bisa tidur nyenyak.” ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun