Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bukan LGBT, Tapi Heteroseksual Penyebar HIV/AIDS yang Potensial

7 Maret 2016   13:15 Diperbarui: 3 Agustus 2019   12:05 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah perilaku laki-laki beristri yang selingkuh, berzina, atau melacur bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, utamanya sila pertama?


sumber: prideglv.org
sumber: prideglv.org
Tampaknya, hanya hubungan seksual pada LGBT yang disoal, sedangkan seks oral dan seks anal pada suami-istri tidak diperbincangkan.

Yang perlu diingat adalah HIV/AIDS pada LGBT, khususnya gay, ada pada terminal terakhir karena kalaupun ada kemungkinan ditularkan hanya kepada kalangan gay juga.

Sedangkan pada transgender HIV akan menyebar ke laki-laki heteroseksual karena laki-laki heteroseksual yang ngeseks dengan waria selalu jadi ‘perempuan’ (dalam bahasa waria disebut ‘ditempong’). 

Posisi itu membuat laki-laki heteroseksual berisiko tinggi tertular HIV jika waria mengidap HIV karena waria melakukan penetrasi penis ke anus laki-laki heteroseksual (menempong). Seorang waria di Malang, Jatim, mengatakan laki-laki heteroseksual selalu mencari waria yang mau jadi ‘suami’ agar memperlakukan dia sebagai istri.

Persoalan besar ada pada laki-laki biseksual karena mereka jadi jembatan penyebaran HIV dari masyarakat ke waria dan LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) dan sebaliknya. Istri mereka akan menjadi tujuan penyebarn berikutnya dan berakhir pada anak yang dikandung istrinya. Sedangkan laki-laki juga berpotensi menularkan ke perempuan lain, waria, LSL dan pekerja seks.

Selama informasi tentang HIV/AIDS dibalut dengan norma, moral dan agama, maka selama itu pula fakta tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV tidak akan bisa diketahui banyak orang. Kondisi ini akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. *** [Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia] ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun