Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dekati Angka 300.000, Perlu Langkah Konkret Tanggulangi HIV/AIDS

2 Maret 2016   16:15 Diperbarui: 2 Maret 2016   16:38 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanggulangan HIV/AIDS kian runyam karena sejak awal epidemi berkembang mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS, al. HIV penyakit kaum homoseksual, HIV berkembang biak di lokalisasi pelacuran, HIV penyakit orang bule, dll.

Akibatnya, banyak orang yang merasa tidak berisiko tertular HIV karena dia melakukan hubungan seksual bukan dengan homoseksual, bukan dengan PSK, tidak dilakukan di lokalisasi pelacuran, dll. Bahkan ada yang mengatakan ‘kasus HIV/AIDS didominasi kaum homoseksual’. Dalam laporan Ditjen PP&P jelas angka kasus menunjukkan kasus AIDS pada kalangan homoseksual hanya 3,64 persen dari kasus nasional (lihat tabel).


Padahal, risiko tertular HIV bukan karena tempat dan sifat hubungan seksual (zina, melacur, seks anal, di luar nikah, dll.), tapi karena kondisi hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, yaitu salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai kondom.

Studi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menunjukkan di Indonesia sampai  akhir 2012 ada 6,7 juta laki-laki PSK (antarabali.com, 9/4-2013). Jumlah PSK yang teridentifikasi 230.000. Yang bikin miris adalah ada 4,9 juta perempuan di Indonesia yang menikah dengan laki-laki pelanggan PSK.

Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian banyak ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.  Data PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dari tahun 1987 sampai dengan September 2014 tercatat 6.539 ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS (republika.co.id, 15/1-2015). Mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang setia setiap hari menunggu suami pulang kerja, maka yang menularkan HIV kepada mereka ada suami mereka.

Dengan jumlah kasus yang mendekati angka 300.000 sudah saatnya pemerintah menjalankan program penanggulangan yang konkret, terutama di hulu yaitu pada laki-laki yang menjadi pelanggan pekerja seks komersial (PSK) yaitu melalui program ‘wajib memakai kondom’ bagi laki-laki setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK.

Persoalannya adalah praktik PSK di Indonesia tidak dilokalisir melalui regulasi. Bahkan, pemerintah melalui Kemensor RI menargetkan menutup semua tempat pelacuran di Indonesia. Itu artinya praktik PSK kian tidak bisa dijangkau sehingga program ‘wajib memakai kondom’ pun tidak bisa dijalankan.

Karena tidak ada program yang bisa dijalankan di hulu agar jumlah kasus penularan HIV baru bisa diturunkan, khususnya pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK, maka, dikhawatirkan penyebaran HIV/AIDS yang tidak terkendali akan sampai pada ‘ledakan AIDS’. *** [Syaiful W. Harahap] ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun