Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Salah Satu dari 12 Negara dengan Belanja Seks Terbesar di Dunia

24 Februari 2016   12:13 Diperbarui: 24 Februari 2016   12:31 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak pelacuran yang tidak diregulasi di Indonesia adalah insiden infeksi HIV baru yang terus-menerus terjadi terhadap laki-laki ‘hidung belang’ yang tidak memakai kondom ketika ngeseks dengan PSK. Praktek pelacuran terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dalam berbagai bentuk.

Kondisinya kian runyam karena ada pula praktek PSK tidak langsung. Mereka ini adalah PSK yang tidak kasat mata, seperti cewek pemijat di panti pijat plus-plus, karyawati salon kecantikan di salon plus-plus, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, cewek kafe remang-remang, ABG, ‘cewek kampus’, ‘ayam kampus’, ibu-ibu, cewek panggilan, cewek gratifikasi seks, dll.

Praktek PSK langsung di beberapa daerah biar pun tidak diregulasi dalam bentuk lokalisasi ada yang bisa diintervensi oleh aktivis yang tergabung dalam berbagai LSM yang melakukan pendekatan agar laki-laki memakai kondom kalau ngeseks dengan PSK.

Tapi, praktek PSK tidak langsung sama sekali tidak bisa diintervensi karena mereka tidak praktek di satu tempat tertentu. Maka, penyebaran HIV/AIDS melalui laki-laki yang ngeseks dengan PSK tidak langsung akan mendorong percepatan infeksi HIV baru di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Pada akhirnya kelak penyebaran HIV/AIDS itu akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun