Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Risma Bisa Selesaikan Prostitusi di Surabaya?

19 Februari 2016   14:05 Diperbarui: 19 Februari 2016   14:13 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risma didukung semua elemen masyarakat, sedangan Ahok ditentang banyak kalangan mulai dari pakar, pengamat, dan birokrasi. Ada pula pengacara yang mendampingi penghuni Kalijodo. Artis pun tidak ketinggalan dengan berkunjung ke Kalijodo.

Pak Wakil Ketua MPR itu pun berujar pula: Dia pun meminta prostitusi itu benar-benar ditiadakan.

Bicara pelacuran adalah membicarakan laki-laki karena kuncinya ada pada laki-laki ‘hidung belang’. Selama ada laki-laki yang mencari perempuan untuk menyalurkan dorongan hasrat seksual di luar pernikahan, maka selama itu pula pelacuran akan muncul dalam berbagai bentuk.

Banyak pihak yang menolak pelacuran yang dikunjungi warga sendiri, tapi membiarkan lima kota di Indonesia menjadi tujuan ‘wisata seks’ dunia yaitu: (1) Batam, Kep Riau, jadi sasaran warga Singapura dan Malaysia, (2) Puncak, Jawa Barat, menjadi tujuan warga dari Timur Tengah, (3) Cilegon, Banten, dan (4) Cikarang, Jabar, digemari laki-laki Korsel, serta (5) Singkawang, Kalbar, sasaran laki-laki dari Tiongkok dan Taiwan.

Praktek-praktek pelacuran yang tidak diregulasi itu membuat epidemi ‘penyakit kelamin’ dan HIV/AIDS menyebar dengan cepat. Laki-laki ‘hidung belang’ menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun