Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tes HIV Sebelum Menikah Dikesankan Sebagai "Vaksin AIDS", Kesalahan Terbesar dalam Penanggulangan HIV/AIDS

3 Januari 2016   08:50 Diperbarui: 3 Januari 2016   09:45 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang bisa dijalankan di hulu adalah intervensi berupa program ‘wajib kondom’ bagi laki-laki yang melacur untuk menurunkan, sekali lagi hanya untuk menurunkan, jumlah insiden penularan HIV baru pada laki-laki dewasa pada perilkau nomor 2 di atas.

Celakanya, program itu hanya bisa dilakukan kalau pelacuran dilokalisir. Kebijakan di Indonesia sekarang adalah menutup semua lokasi pelacuran. Maka, langkah penanggulangan yang konkret tidak bisa lagi dijalankan.

Maka, insiden penularan HIV baru pada laki-laki dewasa, sebagian besar suami, terus-menerus terjadi. Buktinya adalah jumlah ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS juga terus terdeteksi.  Sampai bulan September 2014 sudah ada 6.539 ibu rumah tangga di Indonesia yang mengidap HIV/AIDS (lifestyle.okezone.com/9/1-2015).

Untuk itulah kebijakan yang menerapkan tes HIV sebelum menikah memikirkan langkah konkret agar tidak terjadi kondisi ini: “Bebas AIDS” ketika di pelaminan, tapi bisa terjadi “Pengidap AIDS” dalam ikatan perkawinan. Ironis. *** [Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia] ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun