Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Balitbang PUPR Menjawab Tantangan dengan Solusi yang Inovatif serta Inovasi yang Solutif

24 Desember 2015   15:51 Diperbarui: 24 Desember 2015   15:54 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional diperlukan infrastruktur yang bisa mendukung pembangunan dengan skala nasional. Pertumbuhan ekonomi pada gilirannya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga bisa mencapai kemakmuran. Calon-calon investor dari luar negeri dan dalam negeri juga selalu mengeluh soal infrastruktur yang tidak mendukung di Indonesia. Dalam kaitan ini diperlukan inovasi berupa solusi dalam berbagai hal terkait dengan infrastruktur.

Bertolak dari fakta di atas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) mengajak blogger, dalam hal ini kompasianer (blogger anggota kompasiana.com) mengupas tuntas masalah infrastruktur untuk menghasilkan inovasi sebagai sebuah solusi. Untuk itu Kompasiana menggalang kerjasama dengan Kemen PUPR menyelenggarakan “Kompasiana Nangkring bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat“ dengan tema “Hadirkan Solusi Seiring Inovasi”, sekaligus peresmian PINTU (Pusat Informasi Terpadu) Balitbang PUPR, di Gedung Heritage, Kemen PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (5/11-2015).

Produk Berdaya Saing

Infrastruktur adalah prasarana. Dalam KBBI disebutkan infrastruktur adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb). Maka, amatlah beralasan kalau kemudian pemerintah, dalam hal ini Kementerian PUPR, memacu pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari motor pembangunan.

Prasarana yang menunjang pembangunan mulai dari permukiman, perumahan, rumah susun, jalan raya, jaringan rel kereta api, irigasi, lalu lintas, penanggulangan banjir, pengolahan sampah, dll. Tanpa disadari prasarana merupakan solusi untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Tapi, karena selama ini pengembangan prasarana tanpa inovasi, maka prasarana yang dibangun pun tidak bisa diandalkan sebagai bagian dari pembangunan.

Seperti yang dialami oleh Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, misalnya, yang kesulitan menangani sampah. Pemkot, seperti dikatakan oleh Dendy Priandana, Kepala Dinas Tata Kota & Pemukiman Kota Tangerang Selatan, mencari berbagai cara agar masalah sampah bisa diatasi. Selama ini cara yang ditempuh banyak kota adalah menyiapkan TPA (tempat pembuangan akhir). Tentu saja hal ini sulit bagi kota seperti Tangsel dengan luas lahan yang terbatas.

Dalam kaitan itulah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Balitbang PUPR) menjadi institusi terdepan karena harus mencari solusi yang inovatif. Balitbang PUPR mengupayakan inovasi teknologi yang tepat guna dan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Dan tentu saja harus dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan (applicable).

Soalnya, solusi yang akan ditawarkan kepada Pemkot Tangsel tidak hanya yang bersifat umum, tapi harus inovatif dan bermakna luas. Balitbang PUPR, seperti dikatakan oleh Kepala Balitbang PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, berperan mencari solusi yang inovatif serta inovasi yang solutif.

Maka, produk-produk yang dihasilkan Balitbang PUPR pun berpijak pada lima hal yaitu: relevan (sesuai yang dibutuhkan), aplikatif (bisa diterapkan dengan mudah), inovatif (ada hal yang baru), kompetitif (bisa bersaing dalam berbagai aspek), dan yang terpenting solutif (memberikan solusi). Itulah yang disebut Balitbang PUPR sebagai ‘solusi yang inovatif’ dengan semboyan "Create our future with innovation".

Dalam merancang produk Balitbang PUPR bertumpu pada tiga hal ini sebagai bagian dari inovasi agar prasarana juga bisa bermanfaat luas bagi pembangunan, yakni: Reduce (menurunkan atau memperkecil), Reuse (bisa dimanfaatkan kembali) dan Recycle (mendaur ulang untuk dipakai kembali). Langkah-langkah ini pulalah yang menjadi bagian dari penanganan lingkungan hidup untuk tetap menjaga ekosistem.

Dalam bahasa lain Balitbang PUPR menyebut bahwa setiap solusi yang ditemukan dari inovasi di laboratorium penelitian dilempar ke masyarakat agar dipakai dengan nyata. Ini yang disebut Balitbang PUPR sebagai mengemban tugas untuk menemukan solusi terkait dengan prasarana yang bermanfaat langsung, mudah dipakai, karya baru dengan daya saing yang bisa menjawab tantangan masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun