Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PSK di Papua Dipulangkan, Penyebaran HIV/AIDS pun Bisa Menjangkau Skala Nasional

22 Agustus 2015   12:59 Diperbarui: 22 Agustus 2015   12:59 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, jika PSK yang dipulangkan itu ada yang mengidap IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus, maka mereka akan menyebarkan IMS dan HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus kepada pasangan mereka di daerah asal, seperti suami dan pacar (Gambar I).                                

Kalau PSK yang dipulangkan itu ada yang kembali ke ‘habitat’-nya sebagai PSK di daerah asal atau di luar daerah asal, maka itu artinya penyebaran HIV/AIDS pun bisa menjangkau skala nasional.

Jika PSK yang dipulangkan tsb. diketahui status IMS dan HIV/AIDS, maka mereka bisa didampingi kelompok dukungan sebaya (KDS) di daerah asalnya sehingga mata rantai penyebaran HIV/AIDS bisa diputus.

Keempat, apakah Pemkab Jayapura, Pemkot Jayapura dan Pemprov Papua sudah melakukan antisipasi terkait dengan penyebaran IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus melalui laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK yang dipulangkan itu

Jika tidak ada antisipasi itu artinya laki-laki yang tertular HIV/AIDS di ‘Turki’ akan menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal, al. melalui hubungan seksual tanpa memakai kondom, di dalam dan di luar nikah di masyarakat.

Maka, persoalan penyebaran HIV/AIDS tidaklah semudah menutup lokalisasi. Justru dengan menutup lokalisasi pelacuran intervensi untuk memutus mata rantai penyebaran IMS dan HIV/AIDS dari masyarakat (laki-laki ‘hidung belang’) ke PSK dan sebaliknya tidak bisa dijalankan secara efektif. Soalnya, praktek pelacuran terjadi di sembarang dan sembarang waktu tempat sehingga tidak bisa dijangkau.

Lagi pula selama ada permintaan akan PSK, maka selama itu pula akan ada PSK yang akan menggantikan PSK yang dipulangkan tsb. Maka, itu artinya lebih baik Kemensor membalik paradigma berpikir: mengajak laki-laki agar tidak ada lagi yang melacur dengan membeli seks. *** [Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia] ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun