Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #24 | Kawat untuk Menyumbat Lobang Hidung

21 Agustus 2015   19:27 Diperbarui: 15 Juni 2018   14:39 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sapu tangan itu menjadi bagian dari proses pengiriman benda-benda, bisa benda padat, cair atau serbuk dalam bentuk santet.

Karena hidung terus sumbat, saya kontak Pak Ajie di Dringo, Cilegon, Banten. “Tunggu sepuluh menit,” kata Pak Ajie.

Hasilnya? “Ya, ada benda di pangkal hidung, Bapak.” Inilah penjelasan dari Pak Ajie.

Tidak ada pilihan lain selain menarik benda itu. “Pagi saja karena malam saya ada kegiatan,” ujar Pak Ajie ketika saya tanya apakah dia ada di rumah pada Kamis (20/8).

Lagi-lagi harus bangun cepat. Selepas subuh berangkat ke Banten naik bus dari Plumpang, Tanjung Priok.

Menjelang lohor Pak Ajie memulai proses menarik benda di kening. Segelas air saya minum.

“Duh, ini bercabang,” kata Pak Ajie sambil menekan bagian kening dengan tujuan menjadikan ‘benda’ tsb. berubah ke wujud yang sebenarnya.

Dalam santet benda-benda mati dijadikan semacam jelly. Proses ini dikenal sebagai dematerialisasi. Jelly itulah kemudian yang dikirim ke tubuh orang yang dituju dengan bantuan makhluk halus. Di dalam tubuh jelly tsb. berfungi sebagai benda mati sebelum dijakan jelly.

Dengan bantuan bacaan aya-ayat suci Pak Ajie menarik benda itu. Nyeri. Perih.

Huh. Kawat kecil dengan diameter sebesar anak korek apak berntuk huruf U. Ujung-ujungnya menancap ke lobang hidung kiri dan kanan, sedangkan pangkalnya ada di kening di atas batang hidung.

Kali ini termasuk cara baru karena selama ini semua yang mereka kirim bisa diambil dengan mudah. Sedangkan kawat U ini memaksa Pak Ajie harus berpikir keras mencari sumber dan letaknya di badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun