Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money

Serial Santet #13 | Suara Hentakan Kaki Hilir-mudik di Loteng

7 September 2013   09:24 Diperbarui: 14 Juni 2018   05:28 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam di ponsel menunjukkan pukul 01.30 WITA.

Ponsel berdering. Balikpapan, Kaltim, 3 November 2007.

Ponsel saya angkat: ”Pak, Bapak di mana? Bawa “X” (nama putri saya), nggak?”

Itulah tulisan berupa SMS yang muncul di layar ponsel saya. Pesan itu dari Pak Miscbah di Cilegon, Banten, salah satu dari tujuh ’orang pintar’ yang mengobati saya dan putri saya.

Busyet. Koq dini hari gini tanya anak saya?

Ada apa?

Anak saya memang tidak ikut karena dia sekolah. Kalau dia libur selalu saya bawa karena selalu saja ada kejadian di rumah yang membuat saya khawatir. Waktu itu duduk di SMA.

Tidak berapa lama ada telepon masuk ke ponsel saya. Ternyata dari rumah kontrakan di bilangan Petak Panjang, Pisangan Lama III, Jakarta Timur.

”Pak, kami takut, Pak.” Itulah suara pertama yang saya dengar.

Suara itu suara salah seorang pembantu di rumah. Rupanya, mereka bertiga sudah bangun sejak pukul 00.00 WIB, atau pukul 01.00 WITA di Balikpapan, dan saling berpelukan.

Mereka bertiga menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun