Jam di dinding sebuah home stay di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Dari luar terdengar deburan ombak yang memecah di pantai berpasir. Angin similir beraroma air laut masuk ke kamar melalui lobang angin.
Waktu itu ada kegiatan lembaga di Pulau Untung Jawa, Kep. Seribu, Jakarta (Januari 2006).
Saya sudah terbiasa bangun antara pukul 02.00 – 03.00. Saya ke kamar mandi.
Astaga!
Saya kaget bukan alang kepalang ketika masuk ke kamar mandi. Cahaya lampu di kamar mandi agak temaran. Tapi, ada sesuatu di WC yang warnanya kontras dengan keramik kamar mandi.
Rupanya di WC ada seekor ular kobra yang melingkar. Garis tengah lingkarannya sekitar 25 cm. Kepalanya siap mematuk. Kalau saya jongkok maka, maaf, ular itu akan mematok persis di kemaluan saya.
Pelan-pelan saya ambil alat pengepel lantai. Saya dorong ular itu ke lobang WC.
Glukkkkkk......
Sekali dorong langsung masuk. Lobang WC langsung saya siram dengan beberapa ember air.
Glukkkk ...... glukkkk, glukkkkk..... Muncul suara dari lobang WC yang disertai dengan gelembung udara.