Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #1 | Kiriman Gaib untuk Mencelakai

8 Juli 2013   04:07 Diperbarui: 14 Juni 2018   03:45 10962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persoalannya adalah saudara itu tidak mengirimkan ancaman: bagi harta atau saya santet! Iulah sebabnya saya tidak tahu apa alasan saudara itu membayar dukun untuk menyantet saya.

Akibatnya, selama ini saya hanya meraba-raba apa alasan saudara itu mencelakai saya.

Sebelum ‘kiriman’ tsb. mendarat di rumah ada keponakan yang datang. Nah, keponakan itulah yang mereka manfaatkan untuk membawa ‘benda pertanda’ ke rumah, seperti: beras, kertas, dll. Memang, beberapa hari setelah keponakan tadi datang ke rumah ada beberapa bulir beras di teras.

‘Benda pertanda’ itulah yang menjadi “kompas” bagi makhluk halus yang membawa ‘kiriman’ secara gaib untuk mencari (posisi) saya.

Kegiatan pengiriman ‘benda’ dengan makhluk halus merupakan bentuk santet (adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet dilakukan menggunakan berbagai macam media antara lain rambut, foto, boneka, dupa, rupa-rupa kemang, dan lain-lain. Seseorang yang terkena santet akan berakibat cacat atau meninggal dunia. Santet sering di lakukan orang yang mempunyai dendam kepada orang lain (id.wikipedia.org).

Sendi bahu kiri saya memang nyeri. Saya berobat ke rumah sakit di Jakarta Timur tapi tetap tidak sembuh. Setelah benda di bahu  saya diambil di Baten kondisinya jauh lebih baik. Tidak nyeri lagi.

 Saya tidak tahu entah sampai kapan saudara di kampung itu berhenti mengganggu saya dengan mengirim ’paket’ secara gaib. ***[Syaiful W. Harahap]***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun