Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #14 | Belatung, ‘Kiriman’ di Hari Raya Haji

14 Oktober 2013   15:49 Diperbarui: 14 Juni 2018   05:36 5891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Penyerahan’ tumbal biasanya di bulan haji dan bulan muharram. Dengan doa Bu Haji, Pandeglang, Banten, salah satu di antara tujuh yang membantu saya di alhamdulillah putri saya dan saya ’lolos’ dari maut karena tumbal nomor 9 dan nomor 10 justru yang memelihara pesugihan tsb. dan saudaranya.

Tapi, ’tongkat komando’ pesugihan itu tidak semerta hilang karena setelah kematian tsb. pesugihan dipegang oleh anak yang meninggal. Maka, serangan santet ke saya dan putri saya pun terus berjalan karena mereka tidak mau kehilangan kekayaan yang sudah diperoleh dari pesugihan.

Tiga hari dua malam kami harus berjibaku melawan belatung yang terus muncul dari lantai keramik. Alhamdulillah, Pak Misbah pun tiba juga di rumah kontrakan di hari ketiga.

Setelah melakukan ritual dengan bacaan ayat-ayat suci lantai keramikpun dilubangi. Pak Misbah menyiramkan air kembang dari minyak berwarna merah (minyak ini disuling dari kayu dan hanya ada di Turki) ke lubang.

Lima menit kemudian dari lubang diangkat cangkang kepeting yang mulai membusuk. Tentu saja tidak mungkin cangkang itu tertimbun tanah urugan ketika membangun rumah karena cangkang itu masih segar dan mengeluarkan bau busuk.

Cangkang kepiting itu dibakar dan lubang ditutup kembali. Belatung pun tidak pernah lagi muncul selama dua tahun berikutnya sampai saya meninggalkan rumah kontrakan itu.

Bulan haji tahun ini pun serangan kembali gencar kepada saya.

”Aduh, Bapak segera ke sini.” Itulah telepon dari Bu Haji sepekan di awal pekan bulan haji.

Ada apa lagi?

”Ada binatang hidup di badan Bapak.” Lagi-lagi suara Bu Haji di ujung sana.

Memang, badan saya tiba-tiba sakit, al. nyeri di belikat dan pundak kiri sampai ke kepala di atas telinga kiri. Badan rasanya demam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun