Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Kota Jambi Pengidap HIV/AIDS Didominasi Laki-laki

21 Agustus 2011   22:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak daerah yang tidak melihat realitas terkait dengan penemuan pertama kasus HIV/AIDS. Ada kesan penemuan kasus untuk pertama kali di satu daerah dianggap sebagai awal dari penyebaran HIV di daerah tsb.

Tentu saja anggapan itu tidak akurat karena secara statistik seseorang yang terdeteksi HIV di masa AIDS menunjukkan ybs. sudah tertular HIV antara 5-15 tahun sebelumnya.

Seperti yang terjadi di Kota Jambi, Prov Jambi, ini. Disebutkan: ” .... pertama kali ditemukan HIV/AIDS di Kota Jambi pada tahun 1999. Sampai September 2008 secara kumulatif ditemukan 176 kasus AIDS dan 113 kasus HIV.” (Peningkatan HIV/AIDS Jambi Capai 9,6 Persen, Antara, 11/8-2011).

Jika dirunut maka 176 penduduk yang sudah masuk masa AIDS pada tahun 2008, maka penularan terjadi antara tahun 1993 dan 2005. Tanpa disadari176 penduduk Jambi yang sudah masuk masa AIDS itu sudah menularkan HIV kepada orang lain.

Penyebaran HIV kian besar jika kasus banyak terdeteksi pada laki-laki. Celakanya, di Kota Jambi 70 persen kasus HIV/AIDS terdeteksi pada laki-laki. Bagi yang beristri akan menularkan HIV kepada istrinya (horizontal). Jika istrinya tertular maka ada pula risiko penularan terhadap bayi yang dikandung istri (vertikal).

Jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV kian banyak kalau laki-laki yang mengidap HIV/AIDS mempunyai istri lebih dari satu. Belakangan dikabarkan kasus HIV/AIDS di Prov Jambi banyak pula terdeteksi pada perempuan (Lihat: http://regional.kompasiana.com/2011/04/27/aids-di-prov-jambi-banyak-terdeteksi-pada-perempuan/).

Angka kian bertambah kalau ada di antara laki-laki tsb. yang menjadi pelanggan pekerja seks komersial (PSK). Untuk itulah diperlukan langkah konkret untuk memutus mata rantai penyebaran HIV dari laki-laki ’hidung belang’ ke PSK dan sebaliknya, Dikabarkan KPA Kota Jambi membagi-bagikan kondom di lokalisasi pelacuran, tapi tidak ada mekanisme yang realistis untuk memantau pemakaian kondom (Lihat: http://regional.kompasiana.com/2011/07/12/kpa-kota-jambi-%E2%80%98bagi-bagi%E2%80%99-kondom-untuk-menekan-hivaids/).

Bertolak dari data kasus HIV/AIDS di Kota Jambi, maka kasus HIV/AIDS akan banyak terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga. Tapi, kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga tidak terdeteksi karena tidak ada mekanisme yang konkret untuk mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil.

Mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil merupakan langkah memutus mata rantai penyebaran HIV kepada bayi. Untuk itulah diharapkan Pemkot Jambi bisa membuat regulasi untuk mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun