Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penanggulangan HIV/AIDS di Kab Bandung Menunggu Kesadaran Penduduk

30 Maret 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:16 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pemerintah Kabupaten Bandung menyiapkan sedikitnya 155 kader dari berbagai unsur untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS. Mereka diwadahi secara khusus dalam kelompok Warga Peduli Aids (WPA).” Ini lead berita “Menanamkan Kesadaran. 155 Kader Warga Peduli AIDS Mencegah Penyebaran HIV-AIDS” (www.pikiran-rakyat.com,

(a). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di wilayah Kab Bandung, di luar wilayah Kab Bandung atau di luar negeri.

(b)Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti tanpa kondom di wilayah Kab Bandung, di luar wilayah Kab Bandung atau di luar negeri.

(c). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) langsung (PSK di jalanan, cafe, pub, tempat hiburan, panti pijat, lokasi dan lokalisasi pelacuran, losmen, hotel melati dan hotel berbintang) dan PSK tidak langsung (’anak sekolah’, ’mahasiswi’, ’cewek SPG’, ’cewek cafe’, ’cewek pub’, ’cewek panti pijat’, ’ibu-ibu rumah tangga’, ’ABG’, ’pelacur kelas tinggi’, ’call girl’, dll.), serta perempuan pelaku kawin-cerai di wilayah Kab Bandung, di luar wilayah Kab Bandung atau di luar negeri.

Persoalannya adalah: Apakah kader-kader WPA itu bisa mengenali orang-orang dimaksud?

Tentu saja tidak! Maka, yang diperlukan bukan penyadaran tapi memberikan langkah atau cara-cara yang konkret untuk melindungi diri agar tidak tertular HIV.

44 HIV dan 156 AIDS (www.bandungkab.go.id).

Asisten Pemerintahan Kabupaten Bandung, Yudi Haryanto: “Sejak 2000, jumlah penderita HIV-AIDS terus meningkat cepat.”

Pernyataan ini menunjukkan pemahaman yang sangat rendah terhadap HIV/AIDS. Pelaporan HIV/AIDS di Indonesia dilakukan dengan cara kumulatif. Artinya, kasus baru ditambah kasus lama. Begitu seterusnya sehingga angka laporan kasus tidak akan pernah turun, bahkan biar pun semua pengidap HIV/AIDS meninggal.

Terkait dengan menanamkan kesadaran yang dilakukan oleh kader WPA: Berapa rentang waktu yang dibutukhan agar seseorang sadar sehingga tidak melakukan perilaku berisko tertular HIV?

Yang perlu diingatadalah selama proses penyadaran insiden yang dilakukan oleh kader WPA insiden infeksi HIV baru, terutam apada laki-laki melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja seks, akan terus terjadi. Pada gilirannya laki-laki yang tertular HIV akan menularkan HIV kepada istrinya. Kalau istrinya tertular, maka ada pula risiko penularan ke bayi yang dikandungnya kelak.

Pertanyaan berikutnya adalah: Apakah ada kepastian orang-orang yang dijangkau kader WPA akan otomatis tidak melakukan perilaku berisiko tertular HIV lagi?

Pencegahan HIV, terutama melalui hubungan seksual, bisa dilakukan dengan cara-cara yang realistis dan faktual yaitu tidak melakukan hubungan seksual tanpa kondon, di dalam dan di luar nikah, dengan orang yang mengidap HIV/AIDS.

Persoalannya adalah kita tidak bisa mengenali orang-orang yang sudah mengidap HIV. Maka, hindarilah perilaku (a), (b) dan (c) di atas.

Maka, kalau saja Pemkab Bandung mau memutar otak tentulah langkah yang konkret bisa dilakukan.

Bagi laki-laki yang perilakunya berisiko dibaut regulasi yang mengharuskan laki-laki memakai kondom jika melakukan perilaku (a) dan (c).

Jika tidak ada langkah konkret, maka Pemkab Bandung tinggal menunggu waktu saja untuk ‘panen AIDS’. ***[Syaiful W. Harahap]***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun